Gubernur Sulawesi Selartan, Nurdin Abdullah menerima pimpinan dan rombongan Kelompok Tani Hutan (KTH) Sepakat, Desa Kaladi, Kecamatan Suli Barat, Kabupaten Luwu, didampingi Anggota DPRD Sulsel asal Luwu, Fadriaty Asmaun. Kamis (24/12). 

Kepala Desa Kaladi Darussalam, Sukardi, menjelaskan, warga desanya telah lama memproduksi jenis gula ini. Hanya, memang masih dipasarkan secara terbatas. Terdapat 50 orang pembuat gula merah.

"Cuma tadi untuk gula semut masih susah dipasarkan. Untuk itu, kami menghadap Pak Gubernur bagaimana jalan keluarnya agar bisa dipasarkan. Produksinya perhari untuk 5 orang bisa 50 Kg. Kalau 10 orang bisa sampai 1 ton dalam 1 bulan," jelasnya.

Sementara itu. Gubernur Sulsel menilai  kualitas gula ini telah layak untuk dipasarkan lebih luas, bahkan hingga ekspor.

"Saya suka sekali gula dan desain kemasannya, pemilihan warnanya juga bagus. Saya senang sekali dengan produk UMKM," kata Nurdin Abdullah, usai melihat dan mencicipi gula tersebut.

Ia menyebutkan pemasaran akan dibantu, termasuk dengan dukungan dari Dinas Perdagangan Sulsel. 

"Saya sarankan jika diproduksi lebih besar lagi, agar mutu kualitas tetap dijaga.Karena Kelemahan kita, susah menjaga kualitas. Makanya harus standar, apalagi kalau mau dipasarkan keluar. Kalau mau di rest area, juga bisa dipasarkan,"sebutnya.

Nurdin Abdullah menambahkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) selalu mendukung produksi dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

"Kita senantiasa terus mendukung hasil produksi UKM agar semakin banyak, demikian juga dengan kualitasnya semakin meningkat.Melalui pembinaan, termasuk bantuan untuk pasca produksi, seperti pemasaran."tutupnya.

Sementara itu, pendamping Kehutanan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ismail Ishak, menyampaikan,untuk brand atau merek sendiri dengan nama GulaNa Professor yang dipakai memiliki unsur kearifan lokal.

"Kita mengangkat Brand sendiri dengan nama GulaNa Professor, bahwa nama "gulana" berasal dari bahasa Luwu. Sedangkan penggunaan kata "professor" merujuk kepada Nurdin Abdullah, yang dianggap sebagai pimpinan daerah yang peduli pada UMKM."ucapnya.

Ia berharap Pemprov Sulsel bersama Pemkab Luwu dapat mensupport sebab yang tidak kalah pentingnya, dengan adanya usaha seperti ini bisa membuat masyarakat melakukan rehabilitasi kerusakan hutan. 

" Sebagai pendamping saya berharap produk UMKM ini disupport oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Luwu. Sebab yang tidak kalah pentingnya, dengan adanya usaha seperti ini bisa membuat masyarakat melakukan rehabilitasi kerusakan hutan.Karena Jujur di Kaladi ini hutannya, seperti yang disampaikan oleh Pak Gubernur, hutan sudah banyak yang hilang."harapnya.

Ismail juga mengaku pada pertemuan ini gubernur menyarankan agar terdapat barcode pada kemasan produk.

"Tadi gubernur sampaikan terkait (bantuan) peralatan produksi gula ini. Kedua, masalah pemasaran termasuk peluang untuk diekspor. Baik itu tingkat lokal dan nasional. Karena dari kualitas kemasan dan gula sudah pas,"pungkasnya.

Kamis, 24 Desember 2020