Makassar, sulselprov.go.id - Penjabat Sekertaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Muhammad Arsjad, menghadiri kegiatan Literasi Digital Untuk Pemilu Damai Makassar 2024 dengan tema 'Cerdas Memilih, Bijak, Berkreasi' yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Gedung Upper Hills, Makassar, Kamis 1 Februari 2024.

Kegiatan yang dominan dihadiri kalangan Gen Z ini dihadiri langsung Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (APTIKA) Kemenkominfo tersebut, juga dirangkaikan dengan talkshow yang menghadirkan sejumlah narasumber.

Dalam sambutannya, Arsjad mengatakan pentingnya literasi digital terkait pelaksanaan Pemilu 2024 agar menambah pemahaman masyarakat mengenai pelaksanaan Pemilu dan juga menjaga integritas dan keamanan proses pesta demokrasi di Indonesia.

"Literasi Digital adalah suatu aspek yang semakin krusial dalam setiap aspek kehidupan termasuk dalam kontestasi politik. Ini menjadi suatu hal yang sangat berharga tentunya demi meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya literasi digital guna menjaga integritas dan keamanan proses demokrasi itu sendiri," ucapnya.

Melalui kegiatan Literasi Digital Pemilu Damai ini, Arsjad mengungkapkan, sebagai upaya menjembatani kesenjangan informasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan teknologi dalam proses pemilihan umum.

"Keterampilan literasi digital tidak hanya memberdayakan kita dalam memahami berbagai isu politik, tetapi juga melibatkan kita secara aktif dalam mendukung proses pemilihan yang bersih, adil, dan transparan," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, Sulawesi Selatan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari bangsa ini juga turut berkomitmen menciptakan pemilu yang bersih dan damai. Literasi digital menjadi alat utama untuk mencapai tujuan tersebut. 

"Melalui pemahaman yang baik tentang teknologi dan media sosial, kita dapat membentuk masyarakat yang cerdas, kritis, dan bertanggung jawab dalam menyikapi informasi yang tersebar di dunia maya," ujarnya.

Arsjad juga menyebutkan, saat ini tercatat Daftar pemilih Tetap (DPT) di Sulawesi Selatan berjumlah 6.670.582 jiwa, terdiri dari Laki-laki berjumlah 3.244.626, dan Perempuan berjumlah 3.425.956 yang tersebar di 24 Kabupaten/Kota, 313 Kecamatan, 3.059 Desa/Kelurahan dan 26.357 TPS.

Sementara itu, Dirjen Aptika Kemenkominfo Samuel Abrijani Pangerapan, mengungkapkan, memasuki masa Pemilu peran digitalisasi juga sangat penting untuk menjadi sarana informasi bagi masyarakat. Hanya, penggunaan teknologi digital juga harus dimanfaatkan dengan baik terutama dalam menghadirkan pemilu yang damai, aman, dan nyaman.

"Ada saja yang menyebarkan informasi yang mengadu domba yang tidak berdasar atau informasi yang bisa meng'create' suatu situasi yang tidak kondusif. Ini yang perlu kita lawan. Makanya kita berkumpul disini untuk menciptakan bagaimana pemilu di Indonesia di tahun 2024 ini bisa kita selenggarakan secara damai, aman, dan nyaman," tegasnya.

Samuel menjelaskan, Pemilu adalah momen pergantian kekuasaan secara sah dan setiap masyarakat memiliki kandidat pilihannya masing-masing. Sehingga, menang kalah dalam pemilu seharusnya tidak membuat masyarakat terpecah. Terlebih setelah momentum pemilihan tersebut telah berakhir.

Untuk itu, katanya, berbagai informasi yang beredar di dunia digital pada pelaksanaan proses pemilu juga tidak boleh dicerna begitu saja. Setiap masyarakat diminta untuk dapat membentengi diri dari berbagai isu-isu yang menyesatkan, isu-isu negatif yang dapat merusak hubungan antar masyarakat.

"Dalam literasi digital ada empat pilar yang kita harus miliki, yakni, pengetahuan digital atau digital skill, digital safety dengan memberikan rasa aman dan nyaman dalam ruang digital, membangkitkan kembali budaya cinta dimana ribuan tahun yang lalu masyarakat Indonesia membangun budaya norma dan nilai yang ada diruang fisik yang harus juga dibawa ke dalam ruang digital,, dan yang terakhir yakni etika yang harus ditunjukkan diruang apapun termasuk diruang digital," ujarnya.

Dalam masa Pemilu ini akhir-akhir ini, kata Samuel, banyak sekolah informasi hoaks yang beredar berkaitan dengan Pemilu. Isu-isu hoaks ini diklasifikasi sebanyak 280 isu, dalam satu isu ada ratusan hingga ribuan konten yang di create. Sehingga melalui kegiatan ini masyarakat bisa teredukasi untuk memilah informasi dalam dunia digital. (*)