Pemerintah Provinsi Sulsel, Kementerian Perdagangan RI dan Bank Indonesia duduk bersama membahas ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat memasuki Ramadan dan Lebaran Idul Fitri tahun ini.Pertemuan yang dikemas dalamRapat Koordinasi Identifikasi Barang Kebutuhan Pokok itu digelar di Hotel Novotel Makassar, Kamis (27/4) juga melibatkan distributor sejumlah kebutuhan pokok.
Sekretaris Provinsi Sulsel, Ir. H.Abdul Latif, M.Si.,MM menekankan peran penting pemerintah provinsi bersama pemerintah pusat dan kabupaten/kota untuk melakukan koordinasi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, sekaitan dengan ketersediaan barang jelang Ramadan dan Idul Fitri. Seperti suplai dan harga yang melambung tinggi.
"Pemerintah harus melakukan koordinasi dengan pelaku usaha didaerah masing-masing. Memikirkan persoalan suplai barang, rencana kebutuhan dan harganya. Juga perlu dilakukan sidak serta peninjauan ke pusat stok bahan pokok. Itu harus ada laporanny setiap hari" ujar Abdul Latief.
Dia memaparkan, beberapa hal yang mempengaruhi ketersediaan bahan pokok antara lain permintaan yang ekstrim, harga pasar internasional, musim dan suplai.
Untuk menjaga kelancaran selain distribusi juga dibutuhkan keterlibatan pengamanan yang dilakukan TNI - Polri. Tak lupa, ketersedian listrik dari PLN juga harus dijaga.
"Saya sudah meminta PLN untuk menjaga ketersedian listrik selama Ramadan dan lebaran," sebut Abdul Latif.
Secara umum, harga sejumlah kebutuhan pokok di Sulsel masih relatif stabil. Kendati sejumlah kebutuhan pokok seperti cabai, telur dan bawang putih menjadi perhatian serius dalam rapat kordinasi tersebut.
Stok minyak goreng untuk Sulsel masih terdapat 21.300 ton untuk suplai 2-3 bulan ke depan. Telur cukup untuk 10 bulan dan mentega 2 bulan, premium 9 hari ke depan dan untuk Solar 11 hari.
Laporan Kepala Dinas Perdagangan Sulsel, Hadi Basalama dalam pertemuan rutin dan agenda tetap ini, sebelumnya telah melakukan pertemuan dengan distributor.
"Berdasarkan pemantauan yang intens dilakukan, harga kebutuhan pokok di Sulsel stabil, tidak ada indikasi pembelian berlebihan. Inspeksi ke berbagai gudang sudah dilakukan. Ini menunjukkan angka di Sulsel adalah stabil," katanya dihadapan 200 peserta dari berbagai kabupaten-kota se Sulsel.
Inflasi di Sulsel hingga Maret 0,18 persen. Di Sulsel tahun 2016 inflasi 2,94 berada dibawah nasional 3,02. Staf Ahli Bidang Pengamanan Pasar Kementerian Perdagangan RI, Sutriono Edi mengatakan semua stakeholder terkait harus terlibat dalam mengamankan kebutuhan pokok rakyat jelang Ramadan.
Berdasarkan pantauan selama 2 (dua) hari di sejumlah pasar tradisional dan retail, Sutriono mengatakan stok kebutuhan pokok di daerah ini aman. Dia berharap Sulsel tetap menjaga kondisi itu bahkan jika surplus bisa menjadi salah daerah pemasok kebutuhan pokok untuk daerah lain.
Kamis, 27 April 2017 (Srf/Na)