Makassar, sulselprov.go.id - Bertepatan dengan momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan kembali menorehkan prestasi. Melalui Rasely Sinambe, seorang Pendeta asal  Toraja terpilih sebagai satu dari 10 orang penerima Kalpataru dengan kategori Pembina Lingkungan Hidup tahun 2022. Dengan prestrasi ini, artinya Sulawesi Selatan sudah tiga tahun berturut-turut menjadi peraih Kalpataru mulai tahun 2020-2022.Pemprov Sulsel pun berbangga atas prestasi yang diraih Rasely Sinambe.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DPLH) Sulawesi Selatan Hasbi Nur menyampaikan apresiasi atas penghargaan Kalpataru yang diraih Pendeta Sinambe. Hasbi berharap prestasi ini bisa mengispirasi bagi semua agar  para penggiat lingkungan Hidup terus bermunculan di Sulawesi selatan sehingga lingkungan hidup selalu terjaga dengan baik.

“Kita mengharapkan di Sulawesi Selatan bermunculan penggiat-penggiat lingkungan yang lain sehingga wilayah sulawesi selatan selalu terjaga  dari berbagai macam bentuk pencemaran lingkungan  dan lebih penting lagi bisa menginpirasi masyarakat untuk sadar akan penting pelestarian lingkungan,” ujar Hasbi Nur, Selasa(7/6/2022)

Senada dengan itu kabid. Tata Lingkungan Hidup Fajar Bohari mengatakan DPLH terus melaksanakan Proklim (Program Kampung iklim) yang merupakan gerakan nasional pengendalian lingkungan Hidup yang melibatkan desa/kelurahan dari 24 Kab./Kota Sulawesi selatan. Program ini sebagai wujud aksi nyata pelaksanaan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim tingkat desa/kelurahan dengan target 100 desa dan kelurahan di Sulawesi Selatan.

“Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan melaksanakan pembinaan Proklim dengan bekerjasama NGO yang bergerak dibidang lingkungan Hidup demi memaksimalkan pelaksanaan Proklim dengan target 100 desa tiap tahun di 24 Kab/Kota, hal tersebut merupakan salah satu aksi nyata dilakukan DPLH Sulawesi Selata,”ungkap Fajar Bohari selasa(7/6/2022).

Saat ini, Sulawesi selatan masih memiliki RTH(ruang terbuka hijau) 50% dari total wilayah darat dan masih diatas rata-rata nasional 30%. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan di Sulawesi Selatan masih terjaga dengan baik. Namun demikian, masih ada segelintir pengusaha yang menganggap Pemerintah Sulawesi Selatan sebagai penghambat pembangunan. Anggapan ini tentu saja tidak benar. Mengingat melalui sejumlah kebijakan, Pemprov Sulsel tetap mendukung sepenuhnya setiap pembangunan yang dilakukan sepanjang tidak merusak kelestarian lingkungan. Kebijakan Pemprov ini demi menjaga kelestarian lingkungan hidup dan  keseimbangan ekosistem di Sulawesi Selatan.

“Sulawesi Selatan masih memiliki RTH(ruang terbuka hijau) 50% dari total wilayahnya, masih diatas rata-rata nasional 30% artinya lingkungan hidup kita di Sulawesi Selatan masih terjaga, hal itu perlu terus dijaga dengan mengkampanyekan pentingnya pelestarian lingkungan dan selalu mendukung pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development)”, jelas Hasbi Nur.

Sejatinya, Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 Juni, merupakan momentum yang paling baik untuk saling mengingatkan akan pentingnya pelestarian lingkungan hidup bagi kehidupan manusia. Untuk itu, segala bentuk aktivitas yang bertujuan melestarikan lingkungan Hidup seyogyanya mendapatkan penghargaan sesuai dengan perannya masing-masing dalam menjaga lingkungan Hidup. (*)