Pembinaan atlet tanah air hingga kini masih minim menyertakan prinsip ilmu pengetahuan atau dikenal dengan istilah sport science. Padahal, sport science menjadi komponen penting dalam menunjang prestasi olahraga.
Hal itu diakui Kepala Dinas pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulsel, Andi Arwin Azis. Menurutnya, untuk mencetak atlet elit masa depan, pembinaan tidak boleh lagi menggunakan metode lama. Akan tetapi, kata Arwin, sudah saatnya pembinaan atlet menggunakan pendekatan sport science.
"Diharapkan pendekatan sport science akan dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan. Kalau pembinaan olahraga masih pola lama itu ketinggalan. Sekarang harus pendekatan sport science," ujar Andi Arwin Azis di Makassar, Senin (22/11/21).
Karenanya, ia mendorong para atlet tak ragu melanjutkan studinya ke perguruan tinggi setelah menyelesaikan pendidikannya di sekolah menengah atas (SMA). Apalagi, saat ini Dispora Sulsel telah menjalin kerjasama dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Makassar (UNM). Kerjasama yang tertuang dalam nota kesepahaman itu nantinya akan memastikan keberlanjutan pembinaan atlet.
"Jadi di samping kita menjamin keberlanjutan pembinaan olahraga untuk atlet kita juga memastikan keberlanjutan pendidikannya setelah mereka menempuh pendidikan di sekolah menengah. Mereka bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dengan berbagai kemudahan," kata Arwin.
Adapun kemudahan yang menanti para atlet diantaranya mereka bebas tes masuk. Bahkan kemungkinan besar bisa mendapatkan beasiswa apabila mereka berprestasi mempersembahkan medali emas untuk Sulsel pada event olahraga nasional maupun internasional.
Tak hanya itu, lanjut Arwin, Rektor UNM rencananya akan menyiapkan kelas khusus yang di dalamnya meliputi atlet berprestasi. Termasuk atlet yang dibina di Pusat Pembinaan Olahraga Terpadu yang Berkelanjutan (P2OTB) nantinya.
"Jadi atlet ketika ikut kejuaraan dan harus meninggalkan bangku kuliah, mereka tidak terganggu. Apabila mereka berprestasi di hitung sebagai mata kuliah. Jadi ini saling mendukung antara pelatihan dan akademik," jelasnya.
Arwin lebih jauh menuturkan, sport science dalam pembinaan atlet ini juga membuka peluang lain di masa akan datang. Ia mencontohkan, setelah pensiun, atlet-atlet ini berkesempatan mendaftar sebagai ASN ataupun profesi lain sesuai keahliannya. Mereka bisa menjadi pelatih, atau asisten pelatih. Apalagi, menurut Arwin, setiap tahun lowongan tersebut selalu terbuka dimana prioritas penerimaan adalah mereka yang punya gelar S1 Keolahragaan.
"Jadi sengaja kita melakukan kerjasama ini agar atlet kita tetap mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi. Kita tidak mau atlet kita berprestasi di bidang olahraga akademiknya tidak berhasil,"ungkapnya.
Arwin menambahkan, pihaknya akan terus mengawal kolaborasi yang terjalin agar proses pembinaan atlet ini berjalan simultan. Terlebih, mereka dipersiapkan mengisi formasi atlet elit yang akan mewakili Sulsel di ajang nasional maupun internasional.
"Menpora sudah mendorong agar pembinaannya dilakukan di UNM karena terdapat sarana prasarana yang sudah cukup memadai. Tinggal pemerintah pusat melakukan perbaikan terhadap sarana yang ada,"tutupnya.
Senin, 22 November 2021 (Diskominfo)