Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Liestiaty F. Nurdin, mengajak komunitas Make Up Wedding untuk menggelar event tiap tahun. Ia mengaku bangga sudah diundang dalam acara Event Make Up Wedding Contest 2019, yang digelar di Hotel Grand Puri Makassar, Selasa (5/2/2019).
"Saya minta, kalau bisa lomba ini diadakan setiap tahun ya dan kalau bisa lebih banyak kita mengkader anak-anak muda kita untuk pengantin Bugis Makassar," pintanya.
Menurut Liestiaty, semua elemen harus bergerak untuk menjaga dan mempertahankan budaya yang ada di Sulawesi Selatan. Apalagi, hampir semua negara-negara besar bisa mendunia karena mereka bisa mempertahankan budaya mereka.
"Saya bangga dengan pakaian asli Sulsel. Bangsa ini besar karena mereka mempertahankan budaya yang mereka miliki. Saya senang bisa melihat ibu-ibu, karena setelah mendengarkan tema lomba untuk mempertahankan budaya pengantin Sulsel," ungkapnya.
Istri Nurdin Abdullah ini juga mengajak seluruh hadirin pada acara tersebut untuk melihat negara lain di luar Indonesia yang membesarkan negara mereka dengan modal budaya.
"Coba lihat Jepang, Cina, Malaysia, mereka bangga dengan budayanya. Mereka besar karena mempertahankan budaya-budaya mereka, Insya Allah Sulawesi Selatan akan seperti itu," tuturnya.
Menurutnya, dengan berbagai pelatihan yang dibuat, baik anak muda maupun kelompok-kelompok lainnya, bisa menjadikan Sulsel ini kaya akan budaya khas Sulsel itu sendiri.
Dirinya juga mencontohkan bagaimana saat dua putranya yang baru-baru menikah di luar Sulsel dan harus memanggil perias dari Kabupaten Sidrap untuk menjadi perias anaknya.
"Kemarin juga saya menghadiri pelatihan tata rias untuk anak-anak muda, tapi hari ini saya merasa bangga sudah ada perias pengantin kita, di Sulsel itu susah. Saya sendiri dua anak saya nikah di Jakarta tidak main-main, saya harus mendatangkan dari Sidrap untuk periasnya karena keduanya mendapatkan isteri dari Jawa," jelasnya.
Menurutnya, cara make up yang dilakukan para make up artis dengan gaya make up dari Sulawesi Selatan sangat jauh berbeda. Apalagi, khusus untuk Bugis Makassar sendiri.
"Saya bangga dan senang bisa bertatap muka, tapi jangan hanya cantik mukanya saja. Perias muda-muda kita ini harus mempertahankan budaya kita, walaupun sekarang banyak modifikasi," pungkasnya.
Selasa, 5 Februari 2019 (Srf/Na)