Persoalan banjir di Kota Makassar, khususnya yang berada di depan Kantor Gubernur Sulsel, yang masih sering terjadi akan segera berakhir dengan dibangunnya kolam retensi atau aquapond.
Kepala Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang (SDACKTR) Provinsi Sulsel, Andi Darmawan Bintang mengatakan, pembangunan aquapond akan dilakukan di dalam Kantor Gubernur Sulsel, atau tepatnya di dekat pintu keluar dan dijamin tidak akan berdampak banyak pada tanaman dan pohon yang ada di sekitarnya.
"Pembangunan aquapond akan menggunakan lahan seluas 500 meter persegi, dengan dimensi sekitar 80 kali 7 meter persegi, dan tidak akan berdampak besar pada pohon-pohon yang ada di sekitarnya, karena penebangan pohon akan dihindari," ungkap Andi Darmawan.
"Pembangunan ini akan mengikuti sela pohon dan kalau nantinya ada yang terpaksa harus ditebang, maka akan digantikan dengan pohon baru yang jenisnya tetap sama,"lanjutnya.
"Pembangunan kolam retensi atau aq uapond, bisa mulai dilaksanakan pada bulan April tahun depan, bahkan bisa lebih cepat, tergantung penyelesaian izin-izin yang sementara dilakukan," jelas A. Darmawan.
"Pengurusan semua izin yang ditetpkan Pemerintah Provinsi Dulsel maupun Pemerintah Kota Makassar akan segera dilakukan bersama pihak terkait, termasuk izin lingkungan, agar pengerjaaanya bisa dilakukan lebih cepat.
Sementara itu, Ibrahim Jamaluddin, Expert JICA atau pelaksana proyek menambahkan, pembangunan kolam retensi atau aquapond, yang merupakan konstruksi penanggulangan banjir, dilakukan oleh PT Yamao dari Jepang dengan menggunakan anggaran sekitar 20 milyar rupiah.
"Konstruksi penanggulangan banjir melalui aquapond, dibiayai secara hibah oleh PT Yamao dari negara Jepang, yang nantinya segala fasilitasnya akan diserahkan ke Pemerintah Provunsi Sulsel," ungkapnya.
"Dipilihnya kota Makassar, Provinsi Sulsel untuk pelaksanaan proyek ini karena melihat daerah ini sedang dalam pembangunan yang sangat pesat, yang tentunya membutuhkan Aquapond untuk mengatasi banjir yang terjadi," beber A. Darmawan.
"Aquapond sendiri merupakan beton pracetak, yang nantinya ditanamkan ke dalam tanah, dan menjadi tempat penyimpanan air, yang nantinya bisa disalurkan," pungkasnya.
Sabtu, 28 Juli 2018 (Srf/Er)