Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sulsel bekerjasama dengan PT Pelindo IV, mencanangkan Gerakan 1.000 (G-1.000) warga masyarakat tes HIV sukarela atau Voluntary Counseling Test (VCT). Kegiatan ini dalam rangka peringatan Hari AIDS Sedunia 2016 tingkat Provinsi Sulsel.
Sekretaris KPA Sulsel, Saleh Rajab, menuturkan, kegiatan ini setidaknya dilatarbelakangi oleh tiga hal. Diantaranya kasus baru yang cukup tinggi. Yakni 4 hingga 5 orang terindikasi perharinya, dalam tiga tahun terakhir ini. Kemudian, penularan virus tanpa disengaja. Serta pertimbangan bahwa semakin cepat melakukan test, akan lebih baik. Karena penderita HIV dapat dicegah untuk menjadi AIDS.
"Penanganan sederhananya memutus mata rantai penularan. Seperti hubungan seks berisiko, termasuk pada pengguna napza. Transfusi darah yang tidak steril. Dan kelompok Ibu Rumah Tangga yang beresiko karena pekerjaan suaminya termasuk beresiko tinggi," ungkap Saleh, di sela-sela pencanangan di Kawasan Pelabuhan Soekarno Hatta, Senin (5/12).
Tujuan dari kegiatan ini, yakni untuk meningkatkan akses masyarakat pelayanan VCT. "Untuk menciptakan lingkungan kondusif tanpa HIV di masyarakat," kata Saleh.
Gerakan ini, dikerjasamakan dengan PT Pelindo IV, serta Kesehatan Pelabuhan. Penyelenggaraan VCT ini sengaja dipusatkan pada area pelabuhan Soekarno-Hatta. Mengingat kawasan ini juga merupakan rentan virus HIV. Karena kawasan sekitar pelabuhan, khususnya Nusantara, terkenal dengan kawasan prostitusinya.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum, Riman S Duyo, mengungkapkan, sudah ada 140 orang yang telah mengikuti VCT di wilayah pelabuhan. Ia juga mengimbau agar masyarkat sekitar tidak ragu untuk melakukan test.
"Di Pelindo IV sendiri sudah ada sekitar 60 orang yang mengikuti tes ini. Kami mengimbau agar masyarakat tidak ragu untuk mengikuti tes ini," imbaunya.
Saat ini, Provinsi Sulawesi Selatan menduduki peringkat ke enam di Indonesia, terkait jumlah penderita. Hingga Juni 2015 terdapat 9.871 Kasus. Diantaranya pengidap HIV 6.233 Kasus dan AIDS 3.638 Kasus. Jumlah ini atau bertambah 841 Orang atau 9,31 persen. Atau, 140 orang di setiap bulannya.
Sementara, Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu'mang, mengungkapkan, selama kurun waktu tiga tahun, jumlah kasus HIV/AIDS mengalami lompatan epidemik yang sudah sangat mengkuatirkan. Baik dipandang dari sisi kecepatan penularan, populasi tertular, maupun luas area yang mengalami dampak. Kecepatan penularan memperlihatkan fakta bahwa kasus HIV baru di Sulsel secara statistik mengalami penambahan antara 3-4 kasus per hari. Lama episode antara HIV asimptomatik ke stadium AIDS menjadi semakin singkat dari 5 sampai 10 tahun menjadi rata-rata 3 tahun saja.
"Begitupun stadium AIDS ke episode kematian juga semakin cepat. Ini berarti bahwa siklus hidup ODHA menjadi semakin singkat akibat kualitas hidupnya yang menurun dari waktu ke waktu," kata Agus.
Ia berharap, melalui kegiatan tersebut, masyarakat yang melakukan tes HIV diharapkan mampu menstimulasi perbaikan program pencegahan dan penanggulangan yang selama ini dikembangkan. Aktivitas penyadaran kepada masyarakat untuk berperilaku sehat akan semakin intensif dilakukan dengan hasil yang terukur, perbaikan fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pemeriksaan dan pengobatan, manajemen penanganan kasus yang komprehensif dan berkelanjutan, serta kemampuan untuk mendorong semua sektor dalam memposisikan HIV dan AIDS sebagai masalah bersama, sehingga memungkinkan adanya peningkatan volume program dengan model pergerakan yang sinergik dan terpadu.
Senin, 5 Desember 2016 (Dw/Hr)