Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulsel meluncurkan tiga program ketahanan pangan untuk tahun 2017, Jumat (17/3/2017).

Tiga program tersebut yakni, pertama peningkatan produksi padi, jagung, tanaman pangan dan hortikultura. Kedua, peluncuran Toko Tani Indonesia, dan ketiga meningkatkan program produk sehat organik.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulsel, Hj. Fitriani mengatakan, program tersebut akan menggandeng perbankan untuk pembiayaan yang difasilitasi oleh OJK. 

Khusus Toko Tani, tujuannya untuk memutus mata rantai distribusi pasokan bahan pangan, sehingga harga yang sampai ke konsumen bisa lebih terjangkau. Apalagi selama ini mata rantai distribusi pasokan pangan dari petani hingga sampai ke konsumen cukup panjang. 

Sedangkan program peningkatan produk sehat organik, tujuannya untuk meningkatkan daya saing produk organik sesuai harapan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman. Program itu diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani hingga 30 persen, lantaran harga jauh lebih mahal timbang produk konvensional.

Selain itu, Fitri juga mengaku bahwa Sulsel tahun ini menargetkan 10 persen produksi jagung dari total target nasional pada 2017 ini sekitar 25 juta ton.

"Saat ini secara nasional produksi jagung Sulsel peringkat kedua nasional setelah Bandung. Tahun 2016 saja kita sudah produksi jagung sebesar 1,95 juta ton dengan nilai Rp 5,7 triliun. Tahun ini kita target bisa capai 2,5 juta ton," katanya.

Sementara Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan, selama ini tidak ada wilayah di Sulsel yang tidak bisa ditanami jagung. Hanya saja, setiap daerah tetap membagi lahan pertaniannya, baik itu untuk padi, jagung maupun palawija. 

"Kedepan kami di Sulsel menargetkan semua produksi hasil pertanian bisa meningkat tiga kali lipat," katanya.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman sendiri sedang menggenjot swasembada jagung di KTI. Pada triwulan pertama 2017, sudah ada produksi sekitar 12-15 juta ton dari target produksi 25 juta ton.

"Ini sejarah pertama bagi Indonesia dengan produksi jagung, yang naik hingga 4 juta ton, sehingga impor jagung turun 66 persen," katanya.

Jumat, 17 Maret 2017 (Ak/Er)