Ketua TP PKK Provinsi Sulsel,  Lies F Nurdin menegaskan jumlah populasi anak di Sulsel yang cukup besar harus dipersiapkan dengan baik dengan mendapat bimbingan yang tepat. Bukan hanya cerdas, tapi memiliki iman dan takwa.

Hal ini disampaikan Bunda PAUD Sulsel saat menjadi Keynote Speaker pada acara Sosialisasi Anak sebagai Agen Perubahan Generasi Berencana, yang dilaksanakan Pokja I TP PKK Sulsel, secara virtual, Senin, 22 Februari 2021.

Lies F Nurdin mengatakan harus menyiapkan generasi bangsa agar lulus dengan nilai baik dan memiliki iman dan takwa serta etika sopan santun, dan saling menghargai.

"Kita harus mempersiapkan anak-anak kita, supaya semua bisa lulus dengan nilai yang baik, dan mereka mendapat bimbingan yang tepat. Bukan hanya cerdas, tapi memiliki iman dan takwa, punya etika, sopan santun, dan saling menghargai,"ungkapnya.

Ia menyebutkan jika anak-anak tidak dipersiapkan dengan baik, banyak anak-anak yang terlibat narkoba, pernikahan dini, hingga pendidikannya terabaikan, maka Indonesia akan menjadi negara yang rapuh.

"Jika dipersiapkan dengan baik, maka anak-anak kita saat ini akan menjadi agen perubahan, dan Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terkuat kelima di dunia. Sebaliknya, jika tidak dipersiapkan dengan baik, banyak anak-anak yang terlibat narkoba, pernikahan dini, hingga pendidikannya terabaikan, maka Indonesia akan menjadi negara yang rapuh,"sebutnya.

Lies juga mengungkapkan, anak-anak sangat resisten dengan tindakan pelecehan dan diskriminasi. Kebanyakan, pelakunya justru orang terdekat anak. Karena itu, sejak dini anak-anak harus diajarkan mana saja bagian tubuhnya yang boleh disentuh dan mana yang tidak boleh. Keberanian mereka juga harus dibangkitkan untuk melakukan pelaporan jika terjadi hal-hal yang tidak seharusnya.

"Kita harus mendorong agar anak-anak menjadi warga negara yang aktif menjadi pelopor dan pelapor. Sehingga, mereka bisa menyampaikan pendapat dan pandangannya, ketika merasa haknya tidak terpenuhi, bahkan melaporkan ke instansi terkait. Karena itu, saya harapkan ada nomor telepon untuk pengaduan anak di semua kabupaten kota di Sulsel,"pungkasnya.

Istri Gubernur sulsel ini menambahkan anak-anak di Sulsel harus mendapat kesempatan yang sama untuk berkembang secara wajar dan optimal. Perkawinan anak harus dihindari, karena akan banyak masalah yang timbul dari terjadinya perkawinan anak. Salah satunya adalah stunting.

"Pihak sekolah punya peranan penting mensosialisasikan ini. Sampaikan ke anak-anak kita, kepada para orangtua, usia perempuan untuk menikah itu 21 tahun, sedangkan laki-laki 25 tahun. Sampaikan bahwa sekarang pemerintah sudah ketat soal ini,"tutupnya.

Diketahui Jumlah populasi anak di Sulsel cukup besar. Mencapai angka 3 juta lebih, atau sekitar 34 persen dari total penduduk di Sulsel. Karena itu, masa depan mereka harus dipersiapkan demi menghadapi bonus demografi pada tahun 2045 mendatang.

Turut hadir memberikan materi pada sosialisasi tersebut, Koordinator Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat/Penyuluh Ahli Madya BNNP Sulsel Ishak Iskandar, Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Prof Dr Muh Jufri, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Sulsel Dr Fitriah Zainuddin,  dan Fasilitator  Forum Anak Sulsel Egidius Arya Parande. Hadir pula Wakil Ketua TP PKK Sulsel, Naomi Octarina Andi Sudirman.

Senin, 22 Februari 2021 ( Diskominfo)