Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Komunikasi Informasi, Statistik dan Persandian, menilai pentingnya menangani ancaman yang bisa muncul akibat maraknya informasi negatif yang beredar di media sosial (medos).
Zaman teknologi dan informasi yang serba canggih, membuat Dinas Komunikasi Informasi, Statistik dan Persandian Sulsel, terus berupaya menangkalmasalah tersebut lewat program Literasi Pengguna Media Sosial. Sasarannya jelas, mereka yang masuk kelompok yang dominan jadi pengguna media sosial, seperti pelajar dan mahasiswa.
Lewat pelajar dan mahasiswa yang rata-rata menjadi pengguna medsos, diharapkan akan menjadi pengguna medsos yang santun dan produktif. Sehingga masyarakat mampu memfilter informasi yang banyak bertebaran di dunia maya.
Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, Statistik dan Persandian Sulsel, Andi Hasdullah, menjelaskan, jika tidak segera mendapat penanganan serius, maka medsos akan menjadi ancaman bagi keutuhan bangsa.
Apalagi, saat ini era digital membuat banyak informasi dari medsos yang mengandung hoax, kebohongan, kebencian, hatespeech, caci maki, isu berbau SARA, dan pornografi.
"Jika tidak serius kita tangani, akan berpotensi terjadi perpecahan. Ini juga bisa merusak peradaban kita, yang bisa menghambat percepatan pembangunan bangsa dan kesejahteraan masyarakat,” jelas Andi Hasdullah, dalam acara pembukaan dan peluncuran Literasi Pengguna media Sosial bagi Mahasiswa Pengguna Medsos, Rabu (4/10/17).
Acara yang mengusung tema "Sebarkan 1000 Kebaikan di Dunia Maya dan Bersama Kita Tolak Hoax" ini melibatkan sedikitnya 500 mahasiswa dari lima perguruan tinggi, seperti Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Universitas Islam Makassar (UIM), dan Universitas Muslim Indonesia (UMI).
Perkembangan zaman saat ini, lanjut Hasdullah, membuat arus komunikasi informasi secara online sudah tak bisa terbendung lagi. Karena itu, perlu upaya untuk meningkatkan ketahanan netizen terhadap informasi negatif, melalui literasi pengguna medsos yang santun dan produktif.
“Untuk penanganannya, kita akan mulai memasuki komunitas yang banyak menjadi pengguna medsos, seperti pelajar dan mahasiswa. Kami akan terus galakkan Gerakan Ayo Santun dan Produktif di Dunia Maya,” pungkasnya.
Sementara Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Kementerian Kominfo RI, Henri Subiakto menjelaskan, sesuai hasil riset, saat ini terdapat 4 dari 10 orang Indonesia yang aktif di dunia medsos.
Menurutnya, perkembangan saat ini membuat sebagian besar masyarakat tidak bisa hidup lebih dari tujuh menit tanpa ponsel. Akses internet rata-rata delapan jam sehari. "Begitu vitalnya akses internet. Khusus media sosial, ini bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan, baik yang bersifat positif maupun negatif, " katanya.
Rabu, 4 Oktober 2017 (Ak/Na)