Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, mengemban misi berat menjadikan daerah ini sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional, lebih khusus menjadi pintu utama Kawasan Timur Indonesia (KTI). Mewujudkannya, butuh upaya keras selama dua periode memimpin Sulsel.

Hingga mendekati penghujung kepemimpinannya, dasar pembangunan mulai tampak amat terang. Setidaknya, sejumlah proyek ‘wah’ dibawa ke daerah ini dipastikan akan menjadi simbol lahirnya peradaban baru bagi Sulsel. Kereta Api Trans Sulawesi dan Wisma Negara menjadi proyek paling prestisius.

Kereta Api memang menjadi bukti sahih kemajuan dalam era kepemimpinan Gubernur Syahrul Yasin Limpo bersama Wakil Gubernur Agus Arifin Nu’mang, atau yang akrab disebut pasangan SAYANG. Betapa tidak, setelah 70 tahun Indonesia merdeka, akhirnya warga Sulsel tidak lama lagi akan menikmati kereta api.

Megaproyek Kereta Api Trans Sulawesi jalur Makassar-Parepare sepanjang 145 kilometer, saat ini memang dalam pekerjaan fisik tahap pertama sepanjang 34 km pertama, yang pembangunannya dimulai dari Kabupaten Barru.

Kepastian hadirnya salah satu simbol peradaban baru ini tidak terelakkan, Presiden RI Joko Widodo sendiri bahkan menjamin anggaran megaproyek tersebut hingga selesai. Jaminan dari orang nomor satu tanah air ini menjadi bukti pentingnya daerah ini bagi Indonesia.

Dalam beberapa kesempatan mengunjungi lokasi proyek, Presiden Jokowi menegaskan, pembangunan KA Trans Sulawesi ini sangat penting mendukung perputaran aktivitas ekonomi di daerah, khusus KTI.

Proyek impian yang lain, yakni hadirnya Wisma Negara pada kawasan Center Poin of Indonesia (CPI). Proyek ini menjadi simbol lain lahirnya peradaban baru di Sulsel. Disekitar lokasi inilah, akan lahir sebuah kehidupan baru. Menjadi pusat bisnis, aktivitas sosial, budaya dan pariwisata serta sistem jaringan transportasi.

Selain dua megaproyek impian itu, sejumlah proyek pembangunan infrastruktur lain terus digenjot untuk menggerakkan perekonomian daerah. Beberapa proyek itu antara lain proyek Bypass Makassar, Maros, Sungguminasa dan Takalar (Mamminasata), Middle Ring Road serta jalan layang Maros-Bone, Underpass Simpang Lima Bandara, Makassarn New Port (MNP), perluasan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, serta rencana pembangunan bendungan Karangloe di Gowa, Baliase di Luwu Utara, Pasolerang di Wajo serta Pamukkulu di Takalar.

Khusus untuk proyek pembangunan bendungan, sejak awal memang diberikan pemerintah pusat lantaran melihat besarnya peran Sulsel, untuk program swasembada pangan nasional. Proyek ini diharapkan kedepan akan semakin meningkatkan produksi pertanian daerah ini, khususnya beras.

Tanpa melupakan program paten terkait peningkatan kualitas pendidikan gratis serta kesehatan gratis, pasangan SAYANG yang memimpin dua periode sejak tahun 2008 ini, terus menjalin sinergi dengan 24 kabupaten kota membawa nama baik Sulsel dimata nasional, bahkan dunia. Jika sinergi 24 pemerintah kabupaten kota berjalan sama baiknya dengan sinergi antar pemerintah provinsi dengan kabupaten kota, maka kedepan perkembangan Sulsel berpotensi terus meroket.

Sinergi yang terbangun dalam pengelolaan pemerintahan, baik dengan kabupaten kota maupun internal pemprov menghasilkan prestasi yang luar biasa. Hingga 2017 ini, Sulsel tercatat menjadi provinsi pertama yang mampu memecahkan rekor sebagai peraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 7 kali berturut-turut.

Prestasi itu dilengkapi dengan gelimangan penghargaan bertaraf nasional dan internasional selama pasangan SAYANG memimpin, salah satu diantaranya yakni Pataka Parasamya‎ Purna Karya Nugraha. Dari segi keamanan, Sulsel mampu membuktikan diri sebagai daerah tanpa konflik berarti di tengah masyarakat.

Situasi keamanan yang terkendali, turut berpengaruh pada tingginya minat investor swasta masuk menanamkan modalnya. Apalagi sudah ada jaminan kemudahan perizinan. Setali tiga uang, kondisi itu otomatis mampu menjaga kestabilan ekonomi Sulsel.

Dalam beberapa tahun terakhir, tekanan ekonomi global memang menjadi momok bagi pergerakan ekonomi nasional. Ditengah tekanan hebat itu, ekonomi Sulsel nyatanya tetap mampu bergerak meskipun terjadi perlambatan.

Pertumbuhan ekonomi itu tidak lepas dari meningkatnya konsumsi pemerintah dan investasi sebagai faktor yang mampu menahan perlambatan perekonomian. Apalagi perkembangan investasi daerah ini cukup positif dalam beberapa tahun terakhir. (Aking)