Berbicara mengenai pendidikan bukan hanya membahas lingkup dunia pendidikan secara khusus melainkan juga membahas masa depan sebuah negara. Mengapa tidak, karena salah satu faktor berkembangnya sebuah negara adalah kesejahteraan rakyatnya dalam bidang pendidikan.

Peningkatan kualitas mutu pendidikan akan melahirkan kualitas sumber daya manusia yang tinggi, juga akan mengantarkan sebuah daerah menjadi kota tujuan pendidikan. Semakin banyak orang yang datang untuk belajar dan kuliah, maka semakin terbuka potensi bertambahnya pendapatan kota/daerah yang pada akhirnya akan menambah anggaran untuk sektor pendidikan. Inilah siklus makro yang diciptakan disektor pendidikan.

Seperti halnya di Kawasan Timur Indonesia yang masih sangat menjunjung tinggi kearifan lokal, dimana kearifan lokal sebagai warga masyarakat Kawasan Timur Indonesia yang berisi gagasan-gagasan atau nilai-nilai setempat (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai positif yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakat. Dalam kearifan lokal terkandung pula kearifan budaya. Kearifan lokal sendiri adalah pengetahuan lokal yang sudah menyatu dengan sistem kepercayaan, norma dan budaya. Kearifan lokal ini dipelajari dan diturunkan lewat pendidikan.

Salah satu bentuk peningkatan kuaūlitas pendidikan yaitu dengan mengupayakan bahwa setiap anak wajib dan berhak memperoleh pendidikan yang layak, terlebih setelah dicanangkannya Wajib Belajar 12 Tahun. Beberapa daerah pun ikut mengupayakan semua warganya memperoleh pendidikan tersebut dengan menerapkan Konsep Sekolah Gratis dan konsep sekolah bersubsidi penuh.

Seperti halnya di Sulawesi Selatan, selain ibu kota provinsi beberapa daerah pun juga telah mengikuti program yang mencanangkan Konsep sekolah bersubsidi penuh dengan tujuan dan harapan bahwa tidak akan ada lagi pungutan-pungutan liar, dan memberikan hak yang sama yakni hak memperoleh pendidikan karena anggaran pendidikan lebih tepat sasaran.

Siswa dari keluarga tidak mampu benar-benar merasakan mendapatkan bantuan lebih besar dibanding siswa dari golongan menengah keatas, tidak tanggung-tanggung subsidi yang diberikan adalah bantuan buku, perlengkapan menulis, tas sekolah, seragam dan sepatu, buku pelajaran dan LKS.

Program sekolah bersubsidi penuh yang didukung oleh pemerintah provinsi ini menggulirkan program pendidikan gratis 12 tahun dengan mensinergikan program  yang telah ada sebelumnya sehingga lebih meningkatkan kualitas pendidikan tersebut baik anggaran, kualitas pengajar (SDM), kualitas siswa secara ilmu pengetahuan dan mentalnya pun diperhatikan cara mendidiknya, sehingga peningkatan pendidikan tersebut tidak serta merta hanya mengutamakan kualitas SDM dan mutu pendidikan tetapi juga hal-hal lain tersebut.

Selain konsep sekolah subsidi penuh, pemberian Dana Bos juga dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk memberikan bantuan secara dana operasional untuk sekolah yang juga ikut meringankan beban orangtua siswa yang selama ini tidak bisa dipungkiri, biaya operasional sekolah yang mengatasnamakan biaya pembangunan kadangkala ikut dibebankan kepda orangtua siswa. Sehingga dengan adanya Dana BOS ini sedikitnya diharapkan dapat mengurangi beban baik untuk sekolah dan orangtua siswa.

Selain itu pula ada daerah yang menerapkan Sekolah Gratis hingga tingkat SMA yang menjadi tanggungan Pemda setempat untuk mewujudkan pendidikan wajib 12 tahun.

Terobosan -terobosan ini adalah beberapa aplikasi yang diterapkan di beberapa daerah guna memberikan hak yang sama kepada warganya untuk mendapatkan pendidikan yang sama, wajib 12 tahun sesuai yang dicanangkan pemerintah, dan wujud aplikasi perintah undang-undang bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang baik.

Syarifuddin