Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan membuka International Symposium on
Marine Plastic Debris Solution di Hotel Swisbell Makassar, Rabu (9/8/2017).

Simposium internasional ini membahas persoalan sampah plastik serta strategi pengurangan limbah tersebut menjadi bahan yang berguna.
Saat ini, sampah plastik sudah menjadi persoalan serius dan isu global serta merupakan bagian masalah lingkungan. Indonesia bahkan betada di peringkat kedua di dunia sebagai negara penghasil sampah plastik yang menjadi limbah di Laut setelah Tiongkok (China).

Salah satu peserta simposium yang juga
Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Dwia Aries Tina Pulubuhu mengatakan,  dosen Unhas siap melakukan penelitian terkait sampah plastik terutama dampaknya pada laut.

"Para dosen siap melakukan penelitian soal itu," kata Dwia.

Sementara Gubernur Sulsel, H. Syahrul Yasin Limpo berharap hasil simposium nantinya bisa diaplikasikan secara efektif untuk mengentaskan persoalan limbah plastik yang kian mengkhawatirkan. Termasuk melahirkan  regulasi dan rekomendasi terkait langkah-langkah yang akan dilakukan kedepan.

Dia menekankan, akademisi maupun mahasiswa di Sulawesi Selatan harus  berperan dan ambil bagian membuat Indonesia lebih maju dan berkembang kedepan dengan ilmu dan teknologi. Termasuk ambil bagian dalam menangani persoalan limbah plastik tersebut.

Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan mengemukakan, butuh inovasi, terobosan, dan pemikiran yang luas, khususnya di kalangan akademisi dalam memecahkan berbagai persoalan yang dhadapi bersama. Termasuk dalam menangani persoalan limbah plastik.

Dia melanjutkan, salah satu upaya yang telah dilakukan adalah mendaur ulang limbah plastik menjadi bahan untuk pembuatan jalan.

"Yang sudah kita lakukan adalah sampah plastik dicampur aspal. Campuran itu kemudian digunakan untuk mengaspal jalan. Hasilnya lebih kuat dan murah," ungkapnya.

Rabu, 9 Agustus 2017 (Srf/Na)