Kegiatan Panen Raya, Festival Nasional Bawang Merah 2017 dan Ekspor Bawang Merah Enrekang Tahun 2017 dilaksanakan di Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang, Sabtu (14/10/2017). Acara ini terselenggara atas kerjasama antara Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah Kabupaten Enrekang dan Bank Indonesia.
Kegiatan ini dibuka oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia, Amran Sulaiman. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Pangdam XIV Hasanuddin diwakili oleh Kasdam XIV Hasanuddin, Asisten Teritorial Kodan XIV Hasanuddin, Kapolda Sulsel yang diwakili oleh Wakapolda Sulsel, Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian beserta jajaran Direktur pada Direktorat Jenderal Hortikultura, Kepala Dinas Ketahanan Pangan TPH Provinsi Sulsel, Perwakilan Bulog, Perwakilan Bank Indonesia.
Bupati Enrekang, Muslimin Bando dalam sambutannya menegaskan bahwa pentingnya untuk meningkatkan kesejateraan petani khususnya petani bawang merah.
Muslimin Bando juga meminta kepada Menteri Pertanian untuk memperhatikan nasib para penyuluh-penyuluh pertanian.
Selanjutnya Menteri Pertanian, Amran Sulaiman dalam sambutannya menegaskan kesejahteraan petani merupakan tugas semua elemen bangsa.
Amran Sulaiman juga menegaskan kepada Bulog dan Stakeholder yang dalam hal ini bergerak dalam sektor pertanian, khususnya komoditi bawang merah untuk tidak membeli bawang merah pada tingkat petani dengan harga murah. Harga bawang merah pada tingkat petani pada saat ini masih sangat murah, sehingga Amran Sulaiman mematok harga Bawang Merah untuk ditingkat petani harus berada pada kisaran Rp 12.000,- per Kilo.
Pada kesempatan tersebut Menteri Pertanian juga menyerahkan Bantuan Peralatan Mesin Pertanian kepada kelompok tani di Kabupaten Enrekang yang kemudian dilanjutkan dengan Pelepasan Ekspor Bawang Merah sebanyak 20 Ton ke Vietnam.
Dalam kesempatan itu pula Kepala Dinas Ketahanan Pangan TPH Provinsi Sulawesi Selatan, Fitriani mengatakan bahwa Komoditi bawang merah mempunyai potensi yang besar dan merupakan penyumbang inflasi di sektor pangan. Oleh karena itu diperlukan perhatian serius dari semua elemen terkait.
"Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan selama beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan dengan kontribusi tertinggi dari sektor pertanian," pungkas Fitriani.
Sabtu, 14 Oktober 2017 (Srf/Er)