Ketua PAEI Pusat, Dr. dr. Hariadi Wibisono, MPH melantik Pengurus Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Cabang Sulsel Periode 2016-2020 sebanyak 40 orang di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel, Sabtu (14 Mei 2016). Pelantikan dirangkaikan dengan Pembukaan Seminar Kesehatan Nasional yang mengambil tema “Peran Strategis Epidemiologi dalam Penanggulangan Bencana”.
Hariadi Wibisono mengatakan, saat ini dengan mudahnya orang keluar masuk ke Negara-negara yang bisa membawa resiko terhadap penyebaran penyakit yang gampang menular, olehnya itu ia menghimbau agar masyarakat dapat membentengi dirinya agar tetap sehat.
Ketua PAEI Cabang Sulsel, Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M. Kes. dalam sambutannya mengatakan, organisasi ini merupakan himpunan dari ahli epidemiologi yang ada di Sulsel yang jumlah anggotanya sekitar 1002 orang.
“Keberadaan PEAI ini diharapkan agar para ahli epidemiologi dapat mengakselerasi pembangunan kesehatan terkhusus di wilayah Sulsel, “jelasnya.
Tujuan utama dari PEAI ini tidak lain adalah memberikan respon upaya pencegahan, pengendalian terhadap penyakit-penyakit yang berpotensi KLB. “Hal ini merupakan tantangan buat PAEI Sulsel, apakah mampu menangani pencegahannya karena penyakit ini sudah ada di Negara-negara berkembang seperti Prancis dan Amerika Tengah,”ujar Ridwan Amiruddin.
Sementara, Ketua Panitia 1 PAEI, H. Moh Husni Tamrin, SKM.,M.Kes melaporkan tujuan dilaksanakannya acara ini adalah untuk melakukan restruktrurisasi kepengurusan baru periode 2016 - 2020 dan menetapkan standar profesi epidemiologi dan melindungi serta memperjuangkan kepentingan profesi dan anggota.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Rumah Sakit Labuang Baji, dr. Enriko Marentek, SpPD, sangat mendukung kegiatan ini guna perkembangan organsasi profesi sebagai ujung tombak dalam memajukan suatu profesi. “Profesi Epidemiologi sangat penting dibidang kesehatan, dimana epidemiologi salah satu bagian dari ilmu kesehatan masyarakat,” terangnya.
Ia menambahan, masalah kesehatan saat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pengaruh urbanisasi penduduk, kondisi pembuangan limbah, faktor tingkat pendidikan, faktor lingkungan, faktor oleh petugas kesehatan, faktor pelayanan kesehatan dan budaya.
Ada 3 gelombang pandemi yaitu Narkotika, merokok serta potensi pandemi penyakit yang harus muncul seperti flu/Mers dan penyakit HIV dan AIDS.
“Olehnya itu peran Ahli Epidemiologi Indonesia dapat menjadi motor pergerakan kemajuan profesi epidemiologi kedepan,” pungkasnya.
Senin, 16 Mei 2016 (Ytm/Er)