Kerukunan antar umat beragama merupakan bagian penting dari kerukunan nasional serta merupakan potensi dan alat perekat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kita menyadari bangsa ini begitu majemuk tetapi janganlahkemajemukan ini menjadi penghalang untuk selalu rukun, penuh toleransi dan harmonis.
Demikian diungkapkan Asisten II Bidang Perekonomian,Pembangunan dan Kesejahteraan Setda Provinsi Sulawesi Selatan, Ir. H. Andi Sukri Mattinetta saat membuka acara Temu Koordinasi Kerukunan Umat Beragama di Makassar Golden Hotel, Rabu (19/4/17)
“Saat ini sering tumbuh fanatisme sempit yang mengganggap paham yang dianutnya yang paling baik dan benar,”terangnya.
“Terkadang kita juga membuat jarak karena perbedaan identitas agama, etnis atau asal daerah bahkan dalam profesi, pikiran politik maupun dalam komunitas politik,”jelasnya.
Ia menambahkan semakin banyak kita dihadapkan dengan perbedaan-perbedaan tersebut maka kita harus semakin kuat berupaya mendapatkan persamaan. Kita harus memegang teguh prinsip bahwa hidup dalam sebuah perbedaan itu indah tanpa harus menimbulkan konflik terhadap kerukunan kita, sebagai bangsa beragama yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya.
“Bangsa ini harus lebih bersatu dan lebih rukun dalam perbedaan dan berbagai kemajemukan yang dimiliki. Dengan kata lain berbeda dalam persaudaraan dan bersaudara dalam perbedaan,”pungkasnya.
Kamis, 20 April 2017 (Na/Yy)