Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) melakukan Sinkronisasi Berahi Sapi dirangkaikan dengan Bulan Bakti Peternakan di Puca, Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros, Rabu (1/11/2017).
Kepala Dinas PKH Sulsel, Abdul Azis mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari Gerakan 1000 Kebaikan (G1000G) yang dicanangkan Pemprov Sulsel.
Azis melaporkan, sinkronisasi berahi ini dilakukan pada 26 ribu akseptor inseminasi yang merupakan sapi siap bunting dan ditargetkan tuntas hingga 31 Desember. Khusus hari ini, dilakukan secara serentak di seluruh kabupaten/kota yang ada di Sulsel.
Tahun ini, Pemprov Sulsel menargetkan sebanyak 340.467 ekor sapi menerima inseminasi buatan. Dan dari angka tersebut, diharapkan keberhasilannya bisa mencapai 224.708 ekor sapi bunting.
Abdul Azis menambahkankan, kegiatan yang dilakukan merupakan bagian dari program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab), yaitu kegiatan yang terintegrasi untuk percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau secara berkelanjutan.
"Salah satu aspek penting yang menjadi perhatian dari pelaksanaan IB ini adalah upaya meningkatkan persentase keberhasilan ternak menjadi bunting,"terangnya.
Secara khusus disampaikan melalui UPT Dinas PKH di Puca Maros, diproduksi semen beku berkualitas, termasuk untuk jenis sapi unggulan seperti sapi bali dan sapi belang (tedong bonga).
"Untuk memaksimalkan program ini, masih ada beberapa kendala yang dihadapi saat ini, yakni rendahnya realisasi inseminasi buatan karena pemeliharaan ternak masih sistem lepas.
"Sosialisasi harus terus dilakukan. Dinas PKH juga menggandeng kwarda Pramuka sebagai pemuda tani ternak untuk menyukseskan program ini, " ungkap Abdul Azis.
Sementara, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengatakan yang dilakukan Dinas PKH merupakan bagian dari upaya memenuhi kebutuhan daging di Sulawesi Selatan khususnya dan Indonesia secara umum.
"Masa kita beli sapi dan terus tergantung dari produk luar negeri, " kata Syahrul.
Dia mengatakan waktu mencanangkan gerakan meningkatkan produksi sapi sembilan tahun lalu, banyak yang tidak percaya dengan apa yang akan dilakukan. Tapi dia membuktikan bahwa itu bisa.
"Dari 400 ribu ekor per tahun saya targetkan bisa meningkat satu juta ekor. Beberapa pihak mengatakan, itu tidak masuk akal, terlalu ambisius, ternyata mampu direalisasikan, " ungkap Syahrul.
Dia berharap, dengan berbagai program peningkatan produksi sapi yang telah dan akan dilakukan kedepan, tidak ada lagi impor sapi.
Pada kesempatan ini, juga dilakukan launching sertifikasi hewan kesayangan ayam ketawa yang bertujuan untuk melestarikan plasma nutfah agar tetap terjaga dan tidak diklaim pihak manapun.
Gubernur juga melakukan teleconference dengan Kabupaten Sinjai, Enrekang, Luwu Utara, dan Sidrap yang bersamaan melaksanakan sinkronisasi berahi sapi di daerah masing-masing.
Rabu, 1 November 2017 (Srf/Er)