Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Dinas KISP) Sulsel menghadirkan program literasi pengguna media sosial dan launching gerakan netizen Sulsel. Program ini sebagai salah satu upaya menangkal isu hoax yang kerap beredar lewat media sosial.

Gerakan netizen ini secara langsung diluncurkan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, di Balai Prajurit Jenderal M. Jusuf, Jalan Jenderal Sudirman Makassar, Selasa (18/4/17).

Menurut Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, era serba digital berbasis internet saat ini sudah mampu merubah dunia. Hal ini dinilai bisa menjadi ancaman jika semua pihak tidak melakukan upaya pengendalian.

"Teknologi berbasis internet sudah terbangun dimana-mana sekarang. Kita harus kendalikan. Sehingga itu bisa menjadi sesuatu yang positif, tidak menjadi negatif," katanya.

Syahrul menegaskan, jika perkembangan teknologi berbasis internet diluar kendali, maka setiap saat akan menjadi ancaman bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. 

"Sekarang ini, yang paling dekat dengan kita adalah pencemaran digital. Bentuk-bentuk pencemaran digital itu, katakanlah kevulgaran- kevulgaran tanpa frame agama dalam bermedia sosial, penzaliman yang hanya mengedepankan fitnah, tuduh dan bentuk-bentuk hoax lainnya," ungkapnya.

Sementara Kepala Dinas KISP Sulsel, Andi Hasdullah menjelaskan, saat ini era digital merupakan keniscayaan. Siap atau tidak, era serba internet akan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. 

Dimana era ini akan menghadirkan informasi dengan cepat, mudah dan dimana saja. Baik itu informasi positif yang bisa menjadi kebutuhan, maupun informasi yang sifatnya negatif dan bisa menyesatkan.

"Seperti sekarang ini, lewat media sosial sudah marak peredaran informasi yang hanya menyebar fitnah, kebencian dan sebagainya. Ini tentu bisa menjadi ancaman bagi persatuan dan kesolidan kehidupan berbangsa kita," jelas Hasdullah.

Menyikapi perkembangan era digital masa kini, Hasdullah menegaskan, butuh solusi konkrit untuk minimal bisa menghindarkan masyarakat dari bahaya isu hoax.

"Melalui kegiatan ini, kami akan diskusikan dan memberikan pembekalan kepada para peserta literatasi agar mereka bisa memilah-milah informasi yang layak atau tidak, kemudian disebar untuk kebaikan," jelasnya.

Gerakan Netizen Sulsel yang mengusung tema "Ayo Santun dan Produktif di Dunia Maya" itu, diikuti 1000 mahasiswa dari 10 komunitas kampus di Kota Makassar. Diantaranya, UNM, Unhas, Unibos, Universitas Fajar, UIN Alauddin, UKI Paulus dan lainnya. Target netizen yang akan direkrut sepanjang 2017 ini sebanyak 2000 orang.

Sementara, Direktur Pemberdayaan Informatika, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary, menyampaikan apresiasinya kepada Provinsi Sulsel yang menghadirkan program tersebut. Menurutnya, Sulsel menjadi provinsi kedua nasional yang peduli akan bahaya dampak isu hoax.

Selasa, 18 April 2017 (Ak/Rs)