Luwu Raya, sulselprov.go.id - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus memperkuat pertumbuhan ekonomi biru berkelanjutan melalui program bantuan bibit rumput laut bagi petani pembudidaya di wilayah pesisir. Salah satu fokus utama tahun ini adalah kawasan Luwu Raya, yang mencakup Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur.

Program ini merupakan prioritas Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman bersama Wakil Gubernur Fatmawati Rusdi untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya laut yang ramah lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Untuk tahun 2025, Pemprov Sulsel melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) dengan dukungan DPRD Sulsel akan menyalurkan 2.000 paket sarana prasarana budidaya rumput laut kepada petani di berbagai daerah pesisir. Satu paket terdiri atas 300 kilogram bibit rumput laut dan 250 pelampung ramah lingkungan.

Kepala DKP Sulsel, Muhammad Ilyas, menyampaikan bahwa bantuan bibit dan pelampung merupakan program Gubernur, Andi Sudirman Sulaiman dan Wakil Gubernur, Fatmawati Rusdi yang mendapat dukungan penuh dari DPRD.

Menurutnya, program ini menjadi langkah strategis Pemprov Sulsel untuk menjaga stabilitas produksi rumput laut, sekaligus memberikan dukungan langsung bagi petani agar kapasitas dan daya saing tetap meningkat.

“Program ini merupakan upaya Pemerintah Provinsi Sulsel untuk membantu para pembudidaya rumput laut kita dan upaya kita untuk tetap mempertahankan volume produksi dan bahkan meningkatkannya,” kata Ilyas.

Selain menjaga produksi, bantuan ini juga mendorong kampanye budidaya rumput laut yang ramah lingkungan.

“Bantuan ini juga mengkampanyekan budidaya ramah lingkungan dengan mengganti botol plastik bekas yang selama ini digunakan petani sebagai pelampung, dengan buoy khusus rumput laut yang bisa bertahan beberapa siklus dan dapat didaur ulang setelah bocor,” jelas Ilyas.

Ia menambahkan, langkah ini diharapkan berdampak nyata pada peningkatan pendapatan pembudidaya. Pada tahun 2024, volume produksi rumput laut di Sulsel mencapai sekitar 4 juta ton basah, meneguhkan posisi provinsi ini sebagai salah satu lumbung rumput laut nasional.

Adapun terkait pengumpulan botol plastik minuman yang dilakukan, karena selama ini para petani rumput laut di pesisir Sulsel menggunakannya sebagai pelampung. Dengan adanya program ini, kebiasaan tersebut diubah menjadi penggunaan pelampung ramah lingkungan yang lebih tahan lama. 

Setiap petani rumput laut diminta untuk menukarkan 500 botol plastik dengan 250 buoy khusus rumput laut, dan ditargetkan akan terkumpul sebanyak 1 juta botol plsatik. Botol tersebut selanjutnya dijual kepada pengumpul barang bekas dan hasil penjualannya tetap diberikan kepada mereka sebagai hasil jerih payah, di samping bantuan 250 pelampung baru yang disalurkan pemerintah.

Kepala Bidang Budidaya dan Daya Saing Produk DKP Sulsel, Suhartono, mengatakan penyaluran bantuan dilakukan secara bertahap. Untuk tahap pertama, difokuskan di wilayah Luwu Raya.

“Untuk wilayah Luwu Raya kita fokuskan untuk penyaluran tahap pertama ini," sebutnya.

Suhartono menjelaskan, tahap awal distribusi di Luwu Raya menargetkan lebih dari 471 petani yang tergabung dalam 41 kelompok, dengan jumlah bibit mencapai 141,3 ton dan pelampung lebih dari 117,75 ribu unit.

Program ini disambut hangat oleh petani rumput laut. Elvi Nanda Bestari dari Kelompok Sipatuo, Kabupaten Luwu Utara, mengaku terbantu dengan adanya bantuan ini.

“Masya Allah sekali, kami petani sangat terbantu. Bisa memperbanyak produksi pembibitan dan memperbaiki ekonomi masyarakat. Terima kasih Pak Gubernur dan Ibu Wakil Gubernur,” ungkap Elvi.

Hal serupa disampaikan Risaldi dari Kelompok Passampa Katonik, Kabupaten Luwu.

“Kita sangat terbantu dengan adanya program bantuan bibit rumput laut dan pelampung yang ramah lingkungan dari Pemprov Sulsel. Semoga terus berlanjut,” ujarnya.

Anggota DPRD Sulsel, Rusli Sunali, menyampaikan apresiasi atas respon positif masyarakat terhadap program ini. Ia menegaskan DPRD Sulsel akan terus mengawal pelaksanaan program agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat pesisir.

“Program ini pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan petani rumput laut, sehingga perlu dijalankan secara tepat sasaran dan berkesinambungan untuk warga Sulsel khususnya Luwu Raya,” ungkapnya.

Ia juga mendorong adanya evaluasi rutin serta keterlibatan langsung kelompok nelayan dalam proses distribusi.

Dengan langkah ini, Pemprov Sulsel menargetkan Luwu Raya tumbuh menjadi salah satu sentra produksi rumput laut berkelanjutan di Indonesia, yang tidak hanya produktif tetapi juga ramah lingkungan. (*)