Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo bersama rombongan melakukan lawatan ke tiga negara, yaitu Singapura, Australia dan Selandia Baru dalam satu pekan ini. Di Selandia Baru salah satu tujuannya, yaitu misi di bidang investasi.
Keduanya otoritas sepakat melakukan kerjasama di bidang peternakan dan perkebunan serta bidang lainnya.
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) mengenai Pengembangan Bisnis Sapi Perah di Sulsel dan Pengiriman Hasil Perkebunan Sulsel untuk dikirim ke Selandia Baru dilakukan, Kamis (30/11/2017) di Selandia Baru.
"Lawatan rombongan Pemprov Sulsel ke Selandia Baru menjajaki kemungkinan kerjasama dan peluang investasi," kata Kepala Biro Pemerintahan Setda Sulsel, Hasan Basri Ambarala.
Ambarala menyebutkan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya mengapresiasi kerjasama ini.
"Tantowi sebagai duta besar menyambut baik kerjasama ini, beliau mengatakan bangga sekali, karena kita orang Sulsel mau melakukan kerjasama dengan Selandia Baru," kata Ambarala.
Syahrul dan rombongan mengunjungi Aucland City, yang merupakan kota terbesar di Selandia Baru yang berbasis peternakan.
Ambarala juga menambahkan, bahwa salah satu misi di Selandia Baru adalah kerjasama sister province.
"Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Auckland di Selandia Baru juga secara resmi menandatangani kerjasama sister province," ujar Ambarala
Sementara itu, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo pada lawatan ini, memaparkan terkait peluang emas di Sulsel.
Syahrul juga menyampaikan, komoditi makanan, pada tahun 2016, jumlah produksi beras sebesar 5,7 juta ton sebagai peringkat kedua nasional, jagung sebesar 2,1 juta ton sebagai ketiga terbesar nasional, kopi sebesar 30,3 juta ton, sapi potong 1,3 juta ekor, kakao 153 ribu ton, udang 41,6 juta ton dan rumput laut 3,4 juta ton.
Jumat, 1 Desember 2017 (Srf/Er)