Menteri Perindustrian RI, Saleh Husin didampingi Sekretaris Provinsi Sulawesi Selatan, H. Abdul Latif melakukan peresmian Industri Pengolahan Rumput Laut dalam rangka implementasi pengembangan industry di Makassar, Sabtu (4 Juni 2016).

Abdul Latif dalam sambutannya mewakili Gubernur mengatakan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan telah menyusun Road Map Pengembangan Industri berbasis kompetensi.

Intinya, daerah sebagai salah satu bagian dari penyusunan Rencana Induk Pembangunan Industri Pusat (RIPIP) tetap mengacu pada Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional. “Dengan tersusunnya Road Map dan RIPIP tersebut maka Pemprov Sulsel saat ini sedang memproses Peraturan Daerah (PERDA) tentang Pengembangan Industri secara holistik dan komprehensif, yang nantinya akan menjadi payung hukum dalam akselerasi pengembangan industri di Sulawesi Selatan,” terangnya.

Abdul Latif menambahkan, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada Tahun 2015 sebesar 7,54 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,73 persen. Demikian pula kinerja ekonomi berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2015 atas Dasar Harga Berlaku mencapai Rp 341,74 Trilliun.

“Angka Kemiskinan mengalami penurunan dari 9,54 persen menjadi 9,39 persen, serta Pendapatan per Kapita Sulsel Tahun 2015 mencapai Rp 41 juta yang telah melampaui target RP3MD dan berada di urutan keenam negara ASEAN,”bebernya.

Kondisi tersebut menggambarkan stabilitas makro ekonomi wilayah Sulawesi Selatan yang sangat kondusif dan potensial untuk berinvestasi pada berbagai sektor ekonomi. Untuk itu dukungan dari berbagai stakeholder baik selaku Pemerintah (government Pusat dan Daerah, Lembaga instansi Perbankan, swasta, maupun kalangan bisnis) sangat dibutuhkan.

Fokus pengembangan Industri Kompetensi Inti Daerah Sulawesi Selatan antara lain : Industri pengolahan Kakao, Kelapa, Kopi, Jagung, Markisa, Rumput laut, Tekstil sutera dan elektrania.

Beberapa komoditi Sulawesi Selatan sesuai target RPMD sampai dengan Tahun 2018 antara lain Padi 6,70 juta ton, Jagung 170 ribu ton, dan potensi rumput laut tersebar di Sulawesi Selatn. Untuk jenis Gradlania produksi terbesar ada di Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Bone Wajo dan Palopo, sedangkan jenis Cottoml Bulukumba, Selayar, Sinja, Pangkep dan Barru.

Sekprov atas nama Pemerintah Prov Sulawesi Selatan menyampaikan apresiasinya kepada Pmerintah Pusat yang telah berkenan memberikan bantuan dan dukungan terhadap pengembangan industri kecil dan menengah di Provinsi Sulawesi Selatan, baik melalui Anggaran APBN Kementerian Perindustrian serta Dana Alokasi Khusus (DAK) dimana bantuan tersebut antara lain :

1. Mesin peralatan Industri Pengolahan Rumput Laut yang dikelola oleh Kospermindo dan diresmikan hari ini, Sabtu (4 Juni) adalah alokasi anggaran dari Ditjen Industri Agro Kementerian Perindutrian Tahun 2015 senilai Rp 1.560.900.000,-.

2. Mesin Peralatan dan bagi IKM Perbengkelan, alokasi anggaran dari Ditjen Industri Logam, Mesin Transportasi dan Elektronika Tahun 2016 sebesar Rp 638.250.000,- .

3. Mesin Peralatan untuk mendukung pengembangan Center dari anggaran Ditjen Industri Logam, Mesin Transportasi dan Elektronika Tahun 2016 sebesar Rp 500.000.000 dari total usulan sebesar Rp 3.000.000.000,-

4. Selain mesin peralatan tersebut, Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2016 melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Perindustrian juga mendapatkan anggaran sebesar Rp 12.087.680.000,- yang
dialokasikan pada 12 Kabupaten/Kota antara lain Kabupaten Wajo, Barru, Bone, Luwu, Bulukumba, Palopo, Makassar, Enrekang, Pinrang, Tanatoraja, Toraja Utara dan Bantaeng.

5. Dana Dekonsentrasi dari anggaran Ditjen IKM Kementerian Perindustrian setiap tahun sebanyak Rp 5.000.000.000, dialokasikan ke Sulawesi Selatan melalui Program Penyebaran dan Penumbuhan Industri Kecil dan Menengah untuk kegiatan Pelatihan, Pendampingan, Desain dan Diversifikasi Produk
TPL Beasiswa.

Sabtu, 4 Juni 2016 (Mmn/Er)