Makassar, sulselprov.go.id - Pelaksana Harian (Plh) Sekertaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Andi Darmawan Bintang, membuka Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten/Kota dan Peluncuran Program Sistem Kolaborasi Pembangunan Komperhensif dan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (Si Lebah Unggulan) dan Gerai Perizinan Sektor Perikanan dan Kelautan Yang Memiliki Dampak (Gesit Ki Pak) di Hotel Best Western, Makassar, Selasa 23 Juli 2024.

Andi Darmawan mengatakan, dua kegiatan ini memiliki hubungan yang sangat erat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan juga untuk memudahkan masyarakat miskin dan nelayan dalam berusaha.

"Pertama bagaimana mengatasi kemiskinan dan yang kedua bagaimana menyiapkan tanda kutip meningkatkan pendapatan dalam hal mempermudah berusaha baik bagi masyarakat miskin di pesisir maupun bagi nelayan yang mencari nafkah dia laut," ucapnya.

Berdasarkan data yang disebutkan panitia pelaksana, kata Andi Darmawan, terdapat angka kemiskinan 712 juta penduduk miskin di dunia. Angka ini terjadi peningkatan data dibandingkan pada 2019 lalu.

"Tentu kita berpikir peningkatan ini kenapa makin banyak orang sejahtera, sementara orang miskin juga cukup meningkat. Ini mungkin disebabkan karena indikator kemiskinan juga berubah setiap periode waktu yang mengangkat indikator kemiskinan terendah. Jadi sementara orang naik dia punya pendapatan, tapi indikatornya untuk garis kemiskinan juga meningkat," jelasnya.

Andi Darmawan juga mengatakan, data dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) sekitar 1,1 juta untuk Sulawesi Selatan itu berada pada garis kemiskinan untuk desil satu.

"Jadi desil itu ada empat menurut Kemenko, desil 1, desil 2, desil 3, dan desil 4. Angka kemiskinan ekstrem yang dikeluarkan oleh Kemenko, kita berada pada desil 1 itu 1,1 (juta secara individu)," ungkapnya.

Oleh sebab itu, lanjutnya, dalam mendukung target penurunan angka kemiskinan, pemerintah daerah dituntut untuk membuat inovasi atau program pemerintah yang dapat menekan tingkat kemiskinan untuk bisa diatasi secara bersama.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia (PPM) Bappelitbangda Sulsel, Erlan Triska, selaku ketua panitia penyelenggara mengatakan, kegiatan ini bertujuan mensinergikan program dan kegiatan kemiskinan ekstrem antara Provinsi dan Kabupaten/Kota. 

"Salah satu perangkat untuk memperkokoh sinergitas dan kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten/Kota, maka kami meluncurkan Program Inovasi Sistem Kolaborasi Pembangunan Komperhensif dan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan, Program (Si Lebah Unggulan)," ucapnya.

Pilot Proyek Si Lebah Unggulan ini, kata Erlan, dilaksanakan pada Tiga Lokus Kabupaten/Kota, yaitu Kabupaten Jeneponto, Takalar dan Kota Parepare.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, yakni Kepala Bappelitbangda Sulsel Dr Setiawan Aswad, Staf Ahli Gubernur Bidang Kesejahteraan Rakyat Dr Jayadi Nas, dan Kepala Kantor Japan Internasional Cooperation Agency (JICA) Sulawesi Selatan Shintani Naoyuki. (*)