Pemerintah Cina dan Provinsi Sulawesi Selatan menjajaki kerjasama pengembangan rumput laut, melalui pembangunan pusat riset. Hal ini disepakati usai dilakukan pertemuan antara Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI), Asosiasi Pengusaha Rumput Laut Cina dan Pemprov Sulsel.

Ketua ARLI, Safari Azis mengatakan pihaknya telah melakukan penjajakan kerjasama selama dua tahun terakhir. Dipilihnya Sulsel, dikarenakan 65 persen ekspor rumput laut Indonesia berasal dari sini.

"Kita sudah MoU di Jakarta, kemarin bersama Pak Presiden. Awalnya belum ditentukan tempatnya untuk pusat riset ini, namun setelah bertemu dengan Pak Wagub, kita putuskan di sini saja," kata Safari usai bertemu Wakil Gubernur Sulsel, Ir. H. Agus Arifin Nu’mang di Ruang Kerja Gubernur Sulsel, Jum'at (29 April 2016).

Tak hanya pusat riset, bersama asosiasi pengusaha rumput laut asal Cina, pihaknya akan membangun kawasan Seaweed Indonesia Park. Sebuah kawasan terpadu untuk industri rumput laut.

Lebih jauh menurut Safari, dipilihnya Sulsel dikarenakan dukungan dari pemerintah daerah yang dirasa sangat membantu pengusaha. Seperti direct call (ekspor langsung) dan kemudahan perizinan dalam berinvestasi serta pembangunan industri.

Terkait lokasi pasti dan besaran investasinya, pihaknya bersama instansi terkait di pemprov masih akan melakukan pembahasan. Dalam waktu dekat, akan dilakukan perjanjian kerjasama kedua belah pihakn untuk menindaklanjuti MoU yang telah ada.

"Kita minta Pak Wagub agar melakukan sinkronisasi dengan pusat. Apalagi selama ini pusat selalu keliru dalam mengeluarkan kebijakan. Jangan sampai ada aturan yang bertentangan atau distrosi antara pemerintah pusat dan daerah," pintanya.

Tahun lalu berdasarkan data ARLI, jumlah ekspor rumput laut Indonesia mencapai 260 ribu ton, dimana 131 ribu ton berasal dari Sulsel atau sekitar 65 persen. Dimana Cina menjadi pangsa pasar terbesar yaitu sekitar 70 persen.

Ketua Asosiasi Pengusaha Rumput Laut Cina (Cina Algae Industry Association), Jingxiang Guan menambahkan pihaknya bersama pemerintah Cina berkomitmen untuk bekerjasama dengan Indonesia untuk pengembangan rumput laut.

"Inikan respon pemprov sangat baik. Untuk teknologi rumput laut dan peningkatan produksi, mulai dari alat sampai bibit unggul. Dari lahan yang sedikit bisa menghasilkan bibit yang unggul. Saat ini di Cina, produk rumput laut cina sudah menjadi nomor satu," tambahnya.

Sementara itu, Wagub Sulsel, Agus Arifin Nu'mang mengungkapkan saat ini Sulsel memiliki garis pantai sepanjang 1900 Km lebih. Selain rumput laut, wilayah pesisir Sulsel sangat potensial untuk pengembangan budidaya ikan tambak dan udang.

"Memang selama ini Cina jadi pasar rumput laut sekitar 70 dari Indonesia. Sekarang antara ARLI dan pengusaha Cina sudah melakukan MoU. Saya sudah minta dinas terkait untuk menindaklanjuti pusat riset yang sudah ada di Kupa," ungkapnya.

Jumat, 29 April 2016 (Srf/Sr)