Makassar, sulselprov.go.id - Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, menghadiri Seminar Proyek Perubahan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel Muhammad Ilyas dalam rangka Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I Angkatan LXIII Tahun 2025, yang digelar secara virtual dari Rumah Jabatan Sekda Sulsel, Senin, 20 Oktober 2025.
Proyek perubahan yang diinisiasi oleh Ilyas ini berjudul “Tata Kelola Terpadu Kawasan Konservasi Laut Daerah Berbasis Ekonomi Biru di Sulsel Tahun 2029” (Tekad Biru Sulsel 2029).
Program ini dirancang sebagai langkah strategis membangun sistem pengelolaan kawasan konservasi laut yang terintegrasi, kolaboratif, dan berorientasi pada ekonomi biru (blue economy).
Ilyas menjelaskan, Sulawesi Selatan memiliki potensi kawasan konservasi laut mencapai 1,43 juta hektar, dengan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) sekitar 849.970 hektar. Namun, pengelolaan kawasan tersebut masih menghadapi berbagai tantangan dalam aspek tata kelola, data, dan partisipasi masyarakat pesisir.
“Tekad Biru Sulsel 2029 adalah upaya untuk menjawab tantangan global, nasional, maupun daerah melalui pendekatan lokal yang inovatif dan kolaboratif,” ujarnya.
Proyek perubahan ini selaras dengan visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden RI yang tertuang dalam Asta Cita poin 2 dan 8, serta mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-14, yakni menjaga ekosistem laut.
Selain itu, Tekad Biru juga sejalan dengan RPJMD Sulsel 2025–2029, khususnya dalam misi memperkuat sektor kelautan dan perikanan berkelanjutan.
Sebagai mentor proyek perubahan, Sekda Sulsel Jufri Rahman menegaskan pentingnya inisiatif ini karena bersinggungan langsung dengan ekosistem bawah laut dan ekonomi pesisir.
“Tentunya bagaimana tetap mengacu pada RPJMD Sulawesi Selatan, apalagi fokus pembangunan untuk Kelautan dan Perikanan berbasis ekonomi biru. Bagaimana mempertahankan kelestarian bawah laut. Saya kira ini akan memberikan manfaat besar bagi Sulawesi Selatan dalam menjaga kelestarian sektor kelautan dan perikanan,” ungkapnya.
Menurut Jufri, proyek ini berpotensi menjadi model percontohan nasional.
“Kita dukung, dan jika ini berhasil, maka akan direplikasi oleh kabupaten/kota maupun provinsi lainnya,” pungkasnya. (*)