Sekertaris Daerah Provinsi Sulsel, Abdul Hayat Gani mengatakan salah satu yang dilakukan dalam pengendalian Covid-19 adalah menyediakan Asrama Haji sebagai tempat isolasi bagi pasien terjangkit Covid-19. Sedangkan Pemkot Makassar juga menyediakan isolasi terapung dengan kapal Pelni. 

Hal ini disampaikan Sekprov Sulsel saat melakukan virtual dengan Dirjen Bina Administrasi Kementrian dalam Negeri (Kemendagri) Suhajar Diantoro, Jumat 6/8.

Sekprov Sulsel mengaku menyediakan Balai Latihan Kerja (BLK) bagi pasien Covid-19 tanpa gejala untuk mengurangi keterisian di rumah sakit.

" Kalau di Sulsel ada Asrama Haji, kemudian oleh Walikota Makassar tempat isolasi terapung itu ada KM Umsini, kemudian ada BLK (Balai Latihan Kerja) untuk antisipasi (tempat isolasi) serta tenaga medis yang kami sediakan,"ungkapnya.

Ia menyebutkan Pemprov Sulsel bekerjasama dengan para ahli epidemiologi dari berbagai perguruan tinggi di Sulsel untuk mencari sentral persoalan dari pandemi Covid-19 ini. 

"Di bawah kendali Bapak Plt Gubernur kita melakukan berbagai model informasi dan evaluasi terkini dengan menghadirkan tim epidemiologi dari perguruan tinggi. Apa-apa saja sentral yang harus kita perhatikan dalam penanganan Covid-19 ini,"sebutnya. 

Lebih jauh Abdul Hayat Gani mengatakan dari 24 kabupaten kota di Sulsel, Kota Makassar dan Tana Toraja masuk di level 4 selebihnya berada di level 3, 2 dan 1.

"Untuk Sulsel yang kita jaga adalah bagaimana level 1, 2 dan 3 ini tidak naik di level 4. Bahkan kita ingin yang 3 ke 2 dan 2 ke 1, dan kita segera keluar dari Pandemi ini," harap Abdul Hayat. 

Sekprov Sulsel berharap kerjasama semua pihak dalam melakukan upaya pengendalian penyebaran Covid-19 di Sulsel.

"Saya berharap kerjasama dengan seluruh Forkopimda di Sulsel serta kabupaten kota se-Sulsel, agar bisa mengendalikan bahkan keluar dari pandemi Covid-19 ini," pungkasnya.

Jumag, 6 Agustus 2021