Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Soni Sumarsono beserta isteri dan ketiga anaknya memilih Shalat Tarawih di malam terakhir Ramadhan 1439 Hijriah/2018 Masehi di Masjid Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan, Rabu (14/6/2018).

Dalam sambutannya, Ia menyampaikan duka mendalam atas korban tenggelamnya Kapal Motor (KM) Arista siang hari sekira pukul 12.45 WITA di Perairan Gusung Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar. Sedianya, berangkat dari Pelabuhan Paotere menuju Pulau Barang Lompo.

"Ini intinya bagi kita mau perjalanan darat, mau laut, maupun udara senantiasa tidak lepas dari aturan. Dan kalau pun ini terjadi bukan karena kita merencanakan tetapi kehendak dari Allah SWT," kata Soni Sumarsono.

Diketahui sebanyak 13 orang meninggal dunia dari perkiraan 43 orang penumpang kapal, sisanya masih dalam tahap pencarian. Pemerintah memberikan fasilitas pemulangan jenazah dan korban ke pulau asal di Pulau Barang Lompo, serta jaminan sosial dan santunan.

"Pelajaran buat kita bagi yang mau mudik jangan memaksakan diri, kapal ini bukan kapal penumpang, tetapi kapal nelayan," sebutnya.

Kapal yang diduga tenggelam ini karena kelebihan muatan, juga tidak memiliki manifest daftar penumpang. Ia tidak ingin menyalahkan namun mengambil pelajaran dari peristiwa ini.

Sumarsono menyebutkan bahwa ketika terjadi kecelakaan pada warga maka pemerintah harus hadir, termasuk korban KM Arista.

"Tetapi pemerintah apapun tidak bisa menyalahkan karena satu warga Indonesia, ketika terjadi kecelakaan itu adalah tanggung jawab sepenuhnya pemerintah. Maka pemerintah harus hadir untuk melindungi, tidak saling menyalahkan tetapi selamatkan dulu," ucapnya.

Rabu, 14 Juni 2018 (Srf/Er)