Pejabat Sekretaris Daerah Sulsel,Tautoto Tanaranggina membuka acara Pertemuan Pengembangan Komuniti Lada dan Penandatangan Momerandum ofUunderstanding (MoU) Dinas Perkebunan Provinsi Sulsel di Hotel Grand Himawan, Kamis (23/8/18).
Pada kegiatan ini dilakukan penandatanganan MoU terhadap 8 kabupaten, yaitu Luwu Timur, Luwu Utara, Luwu, Enrekang, Bone, Sinjai, Wajo dan Bulukumba, sebagai bentuk komitmen bersama pengembangan komuniti lada yang disaksikan lansung Pejabat Sekda serta Kepala Dinas Perkebunan Sulsel.
Tautoto mengatakan, melihat potensi perkebunan di Sulsel yang sangat besar maka perencanaan kedepan produktifitasnya harus lebih ditingkatkan.
Potensi perkebunan di Sulsel, khususnya komuniti lada yang cukup besar membuat pemerintah pusat, memasukkan provinsi ini sebagai 8 provinsi di Indonesia prioritas pengembangan komuniti lada.
"Masuknya Provinsi Sulsel dalam pengembangan komuniti lada akan menjadi peluang besar, karena dukungan anggaran pusat pasti akan diberikan, sehingga pemerintah provinsi dan kabupaten daerah harus bisa memanfaatkannya semaksimal mungkin",kata Tautoto.
Pemerintah daerah juga harus bisa mendukungya dengan menyiapkan anggaran, sehingga program pemerintah bisa tetap sejalan, mulai dari pembinaan petani, penyediaan bibit serta lainnya",jelasnya.
Kualitas lada harus bisa dijaga dengan baik, sehingga sesuai dengan kebutuhan pasar dan harganya dapat menguntungkan petani.
Saya telah memerintahkan kepala dinas perkebunan, agar segera mengundang para importir dan eksportir lada untuk menyatukan persepsi utamanya terkait harga dan kualitas yang sama-sama harus dijaga",lanjutnya
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Sulsel, Andi Parenrengi menambahkan, kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan arahan pemerintah pusat untuk mengembalikan kejayaan rempah di Indonesia. 500 tahun yang lalu dan Propinsi Sulsel masuk dalam pengembangan rempah, utamanya komuniti lada.
Produksi komunity lada di Provinsi Sulsel, yang masih kurang maksimal disebabkan berbagai hal, seperti dipengaruhi iklim, curah hujan yang tinggi, kekeringan, dan hama.
"Melalui MoU ini diharapkan ada komitmen bersama,dari berbagai pihak,dalam peningkatan pertanaman lada dengan pemanfaatan tekhnologi tepat guna, perluasan area, serta penyiapan benih berkualitas",tutupnya.
Kamis, 23 Agustus 2018 (Srf/Na)