Pembicaraan dan perjuangan untuk mencapai kesetaraan gender, telah dilakukan sejak lama oleh banyak pihak, termasuk Pemerintah Indonesia yang secara aktif menerapkan kebijakan dan undang-undang terkait hal ini. 

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulawesi Selatan, Hj. Andi Murlina, yang mewakili Gubernur Sulsel pada pembukaan Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek), Pengarusutamaan Gender (PUG), mengaku banyak mengucapkan Terima kasih kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau yang mewakili karena telah memilih Sulawesi Selatan menjadi tuan rumah Rakortek PUG untuk Wilayah II.

“Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau yang mewakili karena telah memilih Sulawesi Selatan menjadi tuan rumah Rakortek PUG untuk Wilayah II,”ungkap Murlina.

“Secara umum Kondisi saat ini di Indonesia, masih terjadi kesenjangan dalam berbagai hal akses, partisipasi, kontrol terhadap sumberdaya, dan manfaat pembangunan yang didapatkan oleh penduduk Indonesia di berbagai bidang pembangunan, termasuk dalam perubahan iklim,”lanjutnya.

Sementara itu khusus penduduk perempuan masih mengalami ketidak beruntungan dan diskriminasi dalam berbagai hal di masyarakat, seperti akses kesehatan, pendidikan yang relatif rendah, perbedaan upah kerja, pernikahan usia anak, perdagangan perempuan dan kekerasan terhadap perempuan yang cenderung semakin meningkat.

Pembangunan berorientasi pada peningkatan sumber daya manusia telah menjadi komitmen kita bersama, bahkan menjadi inti dari tujuan pembangunan berkelanjutan secara global, dan pengarusutamaan gender sebagai strategi pembangunan dengan mengintegrasikan kepentingan, aspirasi dan kondisi laki-laki dan perempuan dalam setiap tahapan pengelolaan pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pemantauan dan evaluasi, mutlak dilakukan. 

“Sedikitnya ada dua hal yang tersirat dalam implementasi strategi pengarusutamaan gender. Hal yang pertama adalah terintegrasinya kepentingan, aspirasi dan kondisi laki-laki dan perempuan yang dapat dipenuhi, antara lain dengan terlibatnya laki-laki dan perempuan dalam proses pembangunan terutama sebagai pengambil keputusan.

Hal kedua adalah terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender yang berarti bahwa laki-laki dan perempuan memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan,”terangnya.
Melalui pertemuan Rakortek diharapkan dapat lahir ide-ide baru dalam mengatasi permasalahan pengarusutamaan gender, serta tersusunnya rencana aksi bersama secara terpadu dan berkesinambungan.

“Melalui rakortek ini, saya harapkan dapat menjadi suntikan energy yang membangun komitmen yang lebih kuat lagi, guna mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di wilayah kita masing-masing,”tutupnya.

Rabu, 11 April 2018 (Srf/Na)