Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, buka puasa bersama warga binaan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Klas I Makassar, Sabtu (25/6/2016). Buka puasa bersama tersebut juga dirangkaikan dengan syukuran atas penghargaan di bidang hukum Anugerah Nawacita Legislasi dari Menteri Hukum dan HAM, yang berhasil diraih Provinsi Sulsel.

Syahrul dalam sambutannya, mengatakan, Lapas bukanlah tempat orang-orang yang terbuang. Tapi, para warga binaan di Lapas diberi kesempatan kedua untuk bisa kembali ke masyarakat.

"Ramadan ini harus menjadi berkah. Bukan hanya bagi mereka yang bebas, tetapi juga bagi warga binaan yang ada di dalam Lapas," kata Syahrul.

Ia mengungkapkan, buka puasa bersama warga binaan di Lapas bukanlah yang pertama kalinya dilakukan, tetapi sudah yang ketiga kalinya. "Kita lihat bagaimana Ramadan disini. Dalam penjara pun harus bersama-sama. Berbagi kebahagiaan dengan mereka yang ada disini," ujarnya.

Sementara, Kepala Kantor Kementerian Hukum dan HAM Sulsel, Sahabuddin Kilkoda, melaporkan, khusus untuk remisi Hari Raya Idul Fitri, ada sekitar 1.600 calon penerima remisi yang diusulkan. Jumlah tersebut masih bisa bertambah, karena masih ada yang belum memasukkan usulannya.

"Lebaran sudah harus selesai," ujarnya.

Ia menegaskan, calon penerima remisi tersebut sudah diseleksi berdasarkan syarat yang ada. Antara lain, berkelakuan baik. Mereka yang berhak menerima remisi, termasuk yang melakukan pidana khusus dan kasus terorisme.

"Yang pidana khusus ada, tapi jumlahnya belum pasti. Kalau yang terorisme di Lapas Klas I ada tujuh orang, dan semuanya diusulkan untuk mendapat remisi. Kecuali yang narkoba, itu masih dalam proses seperti apa aturannya nanti," jelasnya.

Sahabuddin menambahkan, ada empat narapidana yang akan bebas saat Hari Raya Idul Fitri setelah mendapatkan remisi. "Keempatnya dari pidana umum," imbuhnya.

Sabtu, 25 Juni 2016 (Dw/Er)