Gubernur Sulsel didaulat menjadi narasumber pada Rakor Pusda Bank Indonesia tahun 2017 yang digelar di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (31 Maret 2017).
Rakor dengan tema Reformasi Pangan dalam rangka Menjamin Ketersediaan Pangan dan Keterjangkauan Harga bagi Masyarakat serta Mengurangi Kesenjangan Kesejahteraan tersebut dihadiri Gubernur BI, Menko Perekonomian, Menteri Pertanian, Gubernur Jawa Tengah, seluruh Pejabat Eselon I BI dan Kepala Perwakilan BI dari seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengatakan dipilihnya sebagai narasumber tidak lain karena keberhasilan membangun ekonomi daerah dari sektor pertanian. Syahrul pun memaparkan Sejumlah program yang dijalankan Pemprov Sulsel sehingga sektor pertanian mampu menjadi kekuatan ekonomi Sulsel.
"Sumber daya alam sudah ada, sumber daya manusia ada, tenaga riset juga ada jadi industri pertanian hanya perlu sedikit dipoles dari A sampai Z. Di Sulsel saya tanam jagung awalnya 100 milyar hasilnya 5,89 trilyun hanya dalam satu tahun. Saya tanam padi 286 milyar hasilnya 24 trilyun saat itu. Dan saat ini sudah mencapai 86 triliun," ujar Syahrul dalam sambutannya.
Selain itu Syahrul juga menekankan agar semua pihak berkonsentrasi menghadirkan ketahanan pangan di daerahnya dengan memahami tanggung jawab masing-masing.
"Proses ketahanan pangan itu bagaimana produksinya, didalam produksi ada subjek, objek, metode, kelembagaan dan regulasi serta penanggung jawab. Harus jelas bupati tanggung jawabnya apa, gubernur tanggung jawab apa, menteri dimana tanggung jawabnya. Jejer, jangan manuver menteri terus turun, kalau begitu bisa capek," ungkap Syahrul.
Lebih lanjut Syahrul memaparkan sistem ketahanan pangan ini tentunya harus ditata dengan baik mulai dari proses produksi, hingga pemasaran, termasuk kebijakan memotong rantai harga mulai tingkat petani agar tidak terjadi rentang harga yang jauh.
Jumat, 31 Maret 2017 (Srf/Sr)