Mahasiswa dan kaum intelektual lainnya merupakan ujung tombak dan garda depan yang mendukung penuh pengembangan masyarakat. Salah satu caranya melalui program-program mahasiswa seperti KKN (Kuliah, Kerja, Nyata) dan P2M (Pengabdian Pada Masyarakat). Kegiatan seperti ini diharapkan memberikan kontribusi nyata bagi mahasiswa kepada masyarakat.
Mahasiswa mampu berperan menjadi penghubung antara dunia akademik dengan masyarakat luas. Dengan KKN diharapkan dapat membantu masyarakat menyelesaikan hal-hal yang betul dibutuhkan.
"Program KKN yang ada, yang diimplemtasikan harus cocok dengan kebutuhan masyarakat," kata Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Tautoto Tana Ranggina saat memberikan pembekalan khusus pada KKN Tematik Infrastruktur Permukiman Gelombang 99 Universitas Hasanuddin Makassar di Auditorium Professor Amiruddin, Kamis, (21/6/2018).
Tautoto menambahkan, mengidentifikasi kebutuhan riil masyarakat dengan menggunakan ilmu dari kampus akan sangat membantu daerah yang ditempati mengabdi.
Ia mencontohkan, saat ini pemerintah mengucurkan alokasi dana untuk setiap desa sebesar Rp 1 miliar, namun aparat desa, kepala desa misalnya, tidak memiliki pengetahuan yang memadai untuk mengindentifikasi kebutuhan dan bentuk pertanggungjawaban dana desa, sehingga banyak yang ditemukan bermasalah, maka peran mahasiswa dan kampus penting dalam memberikan pembekalan dan konsultasi.
"Jika tidak punya bekal untuk pertanggungjawaban desa, banyak yang bermasalah pada akhirnya," kata Tautoto.
Tautoto menantang mahasiswa untuk bisa menyelesaikan persoalan desa dan membantu menjalankan program pemerintah baik daerah maupun pusat.
"Saya dulu memang meminta daerah yang paling terjauh dan terpencil. Saya melakukan program pengentasan pendidikan dan buta aksara yang memang dibutuhkan," ujarnya.
Bagi Pemerintah Provinsi Sulsel, Unhas memiliki peran penting untuk bersinergi dalam memajukan Provinsi Sulsel. Dengan jumlah 1.200 doktor dapat membantu kebupaten/kota bersinergi bersama 200 tenaga ahli dari provinsi, maka Sulsel akan jauh lebih maju.
“Pemprov Sulsel juga sebelumnya memiliki program beasiswa doktoral S3 yang diharapkan dapat berkontribusi bagi masyarakat,”bebernya.
Salah seorang Mahasiswi dari Program Studi Teknik Informatika Unhas, Kasmira Sari, mengatakan bahwa pembekalan ini sangat penting untuk mengetahui apa yang akan dilakukan dan cara pendekatan bagaimana ke masyarakat.
"Pembekalan ini akan kami implementasikan dan mensosialisasikan, bagaimana menggunakan teknologi informasi secara bijak," ucapnya.
Rencananya, para agent perubahan ini akan dilepas di Triple C pada 29 Juni mendatang.
Kamis, 21 Juni 2018 (Srf/Er)