PT Phinisi Hospitality Sulawesi meresmikan hotelnya yang kelima di Makassar, Rabu (20/7). Hotel The Rinra yang berlokasi di Kawasan Metro Tanjung Bunga tersebut memadukan tiga konsep sekaligus, yakni hotel, mal, dan entertainment.

Direktur Utama PT Phinisi Hospitality, Anggiat Sinaga, mengatakan, nama The Rinra berasal dari Bahasa Makassar yang artinya cahaya, sinar, terang atau api. Sesuai dengan namanya, karakter bangunan tersebut dibuat sangat kuat dari sisi unsur cahayanya. 

"Pembangunan hotel The Rinra ini awalnya ketika dilakukan MoU antara PT Phinisi Sulawesi dengan Pemprov Sulsel," kata Anggiat, di sela-sela Soft Opening The Rinra Hotel.

Anggiat mengakui, proses pembangunan The Rinra Hotel cukup lama, yakni sekira empat tahun. Penyebabnya, ada beberapa kendala yang dihadapi. Antara lain, belum adanya Hak Penggunaan Lahan (HPL) yang kemudian harus diurus secara marathon ke Jakarta. Kendala lainnya, saat proses pembangunan, ternyata ditemukan banyak kabel PLN dibawah tanah sehingga jika dipaksakan bisa terjadi pemadaman. 

"Karena itu, semua masalah itu harus diselesaikan terlebih dahulu," ujarnya.

Ia menjelaskan, awalnya dalam MoU, hotel The Rinra dirancang sebagai hotel bintang tiga dengan luas 16.500 meter persegi. Namun, terjadi perubahan hingga luas hotel menjadi 79. 980 meter persegi atau empat kali lipat. 

"The Rinra perpaduan, mal, hotel, dan entertainment. Kami menyediakan 175 kamar, ditambah fasilitas kolam renang, restoran, dan banyak yang berbeda dari hotel ini. Mal yang akan beroperasi Desember, memiliki 75 tenant dan sekarang sudah hampir penuh. Ada juga food mart dengan luas sekitar 1.800 meter persegi. Total investasi hotel ini sekitar Rp 400 miliar," terangnya.

Anggiat menegaskan, hotel tersebut adalah milik masyarakat Sulsel. Keberadaan tempat itu diharapkan bisa memberikan sebuah hal baru untuk kawasan ini. Bukan hanya sebatas fasilitas hotel, tapi daya tarik sehingga bisa menstimulus orang datang ke Makassar karena ada suasana yang berbeda.

"Kalau bisa, kami juga meminta agar pengelolaan Gedung Celebes Convention Center dan Balroom diberikan saja kepada kami. Selain akan lebih terawat, dijamin pendapatan daerah akan lebih baik," pinta Anggiat.

Sementara, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mengapresiasi hadirnya sebuah sarana perhotelan lagi di Sulsel. Sebuah sarana baru untuk kepentingan publik yang berdampak multiyears. 

"Hotel ini simbolik, ada langkah yang makin baik, dan dinamika majunya sebuah daerah terjadi di kehidupan kita. Ada aspek pendekatan politis yang berjalan linear. Kalau hadir kemajuan, berarti ada pemerintahan yang melakukan langkahnya dengan baik. Pemerintahan yang konsisten membuka ruang bagi semua aspek. Kalau pemerintahan baik, membuka ruang bagi bisnisman, maka perekonomian akan baik," kata Syahrul.

Rabu, 20 Juli 2016 (Dw/Na)