Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Diskominfo SP) menggelar pertemuan dengan Tim Perusahaan Nodeflux yang bergerak dalam bidang IT yakni Kecerdasan Buatan (artificial intelligence/AI) di Ruang Command Center Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (15/10/2019).
Kepala Bidang Layanan e-Government dan pengelolaan Data, Diskominfo SP Provinsi Sulsel, Lukmanuddin yang mewakili Kadis Kominfo mengaku, Pemerintah Provinsi Sulsel saat ini sedang menuju ke smart city melalui pengembangan berbagai IT sehingga memerlukan dukungan semua pihak termasuk Nodeflux.
"Setelah kami mendengar dan melihat presentase dari Nodeflux, kami sangat tertarik untuk mengetahui lebih jauh, agar bisa diterapkan di Pemerintah Provinsi Sulsel," ungkap Lukmanuddin.
"Setelah pertemuan ini, hasilnya akan dilaporkan ke Gubernur Sulsel, untuk mengambil langkah selanjutnya. Salah satu kendala yang dihadapi sekarang adalah keterbatasan anggaran," jelasnyam
Sementara itu, Yudha Arjuna,Tim Nodeflux mengatakan, Nodeflux dibentuk pada tahun 2016. Startup ini mengembangkan AI berbasis visual yang disebut Vision AI dengan produk Intelligent Video Analytics yang telah digunakan kepolisian sejak 2017.
"Penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) ini diharapkan dapat memudahkan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi ini memungkinkan manusia mengurangi keterlibatannya dalam aktivitas manual karena bisa dengan mudah diselesaikan menggunakan mesin," ungkap Yudha.
"Penerapan teknologi ini sudah sangat meluas. Tak hanya untuk penggunaan pribadi, kegiatan skala besar seperti menjaga keamanan dan mengatur tata kota bisa dibantu menjadi lebih efisien," jelasnya.
Yudha menyebutkan ada tiga sistem pengawasan berbasis AI buatan Nodeflux yang digunakan kepolisian, yaitu facial recognition, license plate recognition dan activity recognition. "Untuk yang disebut terakhir, teknologi ini bisa mendeteksi pola pergerakan seseorang yang dianggap mencurigakan," terangnya.
"Tidak hanya untuk keamanan kota, sistem buatan Nodeflux juga digunakan untuk program smart city di beberapa provinsi, seperti program Jakarta Smart City," jelasnya.
Yudha menambahkan, ada dua sistem Nodeflux yang telah digunakan oleh Jakarta Smart City, antara lain water level monitoring untuk mengawasi tinggi muka air di Pintu Air Manggarai dan license plate recognition untuk mencari kendaraan yang belum bayar pajak.
"Bahkan, teknologi facial recognition milik Nodeflux telah digunakan untuk mengamankan ajang internasional, seperti Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang dan juga pertemuan IMF-World Bank Group Annual Meeting 2018 di Bali," sebutnya.
Nodeflux ini tidak akan berhenti berinovasi. Menurutnya, masih banyak teknologi lainnya yang bisa dikembangkan untuk memberi solusi bagi permasalahan masyarakat Indonesia.
Selasa, 15 Oktober 2019 (Srf/Er)