Akar radikalisme lahir dari situasi masyarakat yg memiliki pemahaman agama yang tidak sempurna dan bisa menimbulkan kejenuhan-kejenuhan dari berbagai peristiwa.
Adanya agen-agen teroris masuk di lembaga-lembaga pendidikan termasuk kampus. Sasaran empuknya adalah anak muda, mahasiswa dengan label agama.
Pemuda memiliki potensi direkrut atau membendung tergantung bagaimana kita memperlakukannya. Hadirnya pemuda sangat diharapkan untuk menjadi benteng lahirnya paham radikal dan terorisme.
Terorisme adalah ideologi sehingga tidak bisa dilawan dengan senjata. Dari 13 pelaku bunuh diri semuanya berumur 21-30 tahun.
Sehingga paham radika paling subur di kampus.
Tipologi radikalisme, antara lain : Radikalisme gagasan, radikal milisi, radikal separatis, radikal premanisme dan radikalisme teroris. Potensi radikalisme dikalangan pemuda memang sangat kuat.
Umur rata 21-30 tahun dan berpendidikan rata-rata SMA.
Demikian hal yang berkembang dari Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di kalangan Pemuda, yang berlangsung di Aula DPD KNPI Sulsel, Kamis (26 Mei 2016). Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama KNPI Sulsel dengan Bagian BIna Pemuda Olahraga, Pendidikan dan Seni Budaya Biro Bina Kesejahteraan Sekretariat Daerah Prov. Sulsel dengan tema "Bersama Pemuda menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa". Acara dialog Ini dibuka Oleh Drs H Makmur Idrus (Kabag PEMUDA,OLAHRAGA, Pendidik dan Seni Budaya Setda Prov Sulsel) mewakili Kepala Biro Bina Kesejahteraan
Hadir sebagai Narasumber dalam dialog tersebut adalah Akademisi UIN Dr Firdaus Muhammad, Wakil Ketua KNPI Sulsel sekaligus Akademisi Fak. Hukum Unhas DR. Muh. Hasrul, SH., M.H dan Akademisi DR. Hj. Nurul Fuadi, MA dan Drs. H. Makmur Idrus.
Kegiatan ini dihadiri sebanyak 80 orang peserta yang terdiri dari mahasiswa berbagai kampus dan organisasi kepemudaan.
Kamis, 26 Mei 2016 (Biro Kesra)