Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Hj Liestiaty F Nurdin, membuka Sosialisasi Pendidikan Anti Korupsi di MTSN 1 Makassar, Rabu (19/9). Kegiatan ini diselenggarakan lembaga Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) bekerjasama dengan Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementrian Agama Sulsel.
Lies mengaku sangat mensupport kegiatan ini, dan meminta SPAK untuk lebih massif lagi melakukan sosialisasi serupa. Bahkan sosialisasi bisa dimulai dari sekolah TK, SD, SMP, hingga SMA.
"Cara sosialisasinya tentu berbeda," ujarnya.
Ia membeberkan, semangat anti korupsi bisa dimulai dengan menanamkan sifat kejujuran pada anak usia dini. Namun, berdasarkan survei, hanya 4 persen orangtua yang mengajarkan kejujuran pada anak-anaknya.
"Saya pernah hidup di Jepang, dan mereka mendidik anak mulai dari PlayGroup, saling menghormati, bekerja keras, mandiri. Saya sangat menginginkan, pelajaran budi pekerti di sekolah. Orang Jepang sangat malu jika dikatakan sebagai pembohong," ungkapnya.
Lies juga mengkritisi tayangan-tayangan televisi yang tidak mendidik dan merusak moral anak-anak. Begitupun dengan orangtua yang memfasilitasi anak-anak dengan gadget tanpa pengawasan yang ketat.
"Inilah yang harus kita awasi bersama," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Lies mengajak SPAK untuk bersama-sama turun ke kabupaten/kota untuk mensosialisasikan bahaya laten korupsi.
Sementara, Kepala Kanwil Agama Sulsel, Anwar Abubakar, menyampaikan, sejak awal pihaknya sepakat untuk memulai sesuatu dari diri sendiri, dan dari yang kecil. Ia mengharapkan dengan kegiatan ini, keluarga besar Kemenag bisa memberikan support yang terkait dengan penanggulangan korupsi.
"Semoga kegiatan ini juga bisa dilaksanakan di kabupaten/kota. Program SPAK ini perlu mendapatkan support. Dan pada hakikatnya, program ini menjadi marwah kita di Kemenag," imbuhnya.
Rabu, 19 September 2018 (Srf/Na)