Palembang, sulselprov.go.id - Di antara sorak sorai di GOR Sekolah Palembang Harapan (SPH), Sabtu, 11 Oktober 2025 siang itu, sosok mungil tampak berdiri tegap di podium. Seragam tim Korpri Sulsel melekat di tubuhnya, medali perunggu tergantung di dada. Senyum lepasnya menandai akhir perjalanan penuh kerja keras, misi selesai (mission complete).

Dialah Ramdhani, S.Pd., atau akrab disapa Dani, guru Pendidikan Jasmani di SMA Negeri 14 Makassar yang juga menjadi bagian penting dalam keberhasilan Tim Basket Putra Korpri Sulawesi Selatan meraih posisi ketiga di Pornas XVII Palembang 2025.

Bagi Dani, pencapaian itu bukan sekadar medali. Ia adalah hasil perjalanan panjang seorang anak yang jatuh cinta pada basket sejak SD, bahkan ketika belum ada ring sungguhan di sekolahnya.

“Dulu waktu SD, kita tidak punya ring. Cuma digambar di batang pohon. Kalau bola kena tengah lingkaran, berarti dianggap masuk,” kenangnya sambil tertawa kecil.

Ketertarikan itu bermula dari rasa penasaran dan sedikit gengsi. Ia sering diremehkan oleh teman sekelas yang lebih dulu mahir bermain. Tapi dari situlah api semangatnya menyala.

“Dia selalu anggap remeh saya. Jadi saya bilang, nanti kita ketemu lagi. Waktu itu saya belum bisa main, tapi saya janji ke diri sendiri,” ujarnya.

Janji itu ditepati. Saat duduk di SMP Negeri 18 Makassar, Dani sudah dilatih oleh Kurniawan Huzairin, pelatih yang kini membimbing Tim Basket Korpri Sulsel di Pornas. 

Dari latihan demi latihan, Dani tumbuh menjadi pemain yang tangguh dan cerdas membaca permainan. Mereka sering bertemu dalam pertandingan. “Akhirnya saya sering kalahkan teman saya yang dulu meremehkan itu,” katanya, bahwa peristiwa itu menjadi motivasi.

Perjalanan Dani terus berlanjut. Ia menempuh pendidikan di SMA Negeri 11 Makassar, lalu melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Makassar, jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.

“Awalnya saya ingin jadi tentara,” akunya. “Tapi ternyata takdir membawa saya ke dunia olahraga. Saya jalani dan syukuri. Olahraga itu dunia saya.”

Kini, di sela aktivitas mengajar, Dani masih aktif berlatih dan bermain di komunitas basket. Dari sanalah pelatih kembali melihat potensinya dan mengundangnya mengikuti seleksi Tim Basket Korpri Sulsel.

“Saya tidak menduga akan dipilih. Tapi ternyata dipercaya. Dari situ saya bertekad membuktikan diri,” ujarnya.

Sebagai playmaker, peran Dani sangat krusial. Ia menjadi pengatur tempo, pembagi serangan, dan jembatan komunikasi antara pelatih dan pemain.

“Saya memang tidak tinggi. Tapi orang bilang saya lincah. Yang penting kerja sama tim dan komunikasi jalan,” katanya.

Dengan postur mungilnya, pemain dengan nomor punggung 77 ini bertinggi badan 160 cm. Dani sudah terbiasa berhadapan dengan lawan bertubuh jauh lebih tinggi.

“Waktu lawan pemain di Pornas, playmakernya tinggi-tinggi, 180-an. Tapi saya tidak minder. Yang penting bisa kerjasama dan fokus,” ujarnya mantap.

Dani dikenal di kalangan rekan satu tim sebagai pribadi yang rendah hati dan penuh semangat. Tak heran jika ia mengidolakan LeBron James, pemain NBA yang disebutnya “strong tapi simple”.

“LeBron itu kuat dan humble. Mainnya tidak banyak gaya. Saya belajar banyak dari cara dia memimpin permainan,” ujarnya.

Meski baru pertama kali tampil di ajang Pornas, Dani sudah berpikir jauh ke depan. Ia ingin ada wadah permanen bagi ASN pecinta basket di Sulawesi Selatan.

“Harapan saya, setelah ini bisa dibentuk Basketball Korpri Sulsel. Jadi kita bisa rutin adakan event antarlembaga, supaya semangat olahraga ASN tetap hidup,” katanya penuh harap.

Beberapa prestasi yang telah dicapainya LA CAMPUS LEAGUE SULAWESI SERIES juara 1 danBIMPEAGA Indonesia Timur Juara 3.

Perunggu yang ia bawa pulang ke Makassar bukan sekadar simbol kemenangan. Bagi Dani, itu adalah bukti bahwa kerja keras, disiplin, dan cinta pada olahraga bisa membawa seseorang melampaui batas-batas yang tampak di permukaan. (*)