Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah (NA) hadir membuka Expo Literasi dan Inklusi Keuangan Industri Jasa Keuangan Sulawesi Selatan dengan tema "Sinergitas Mendorong Percepatan Akses Keuangan" di Anjungan City of Makassar, Pantai Losari, Makassar, Sabtu (20/10).

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua (Silampua) bekerjasama dengan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan

Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (FKIJK Sulselbar) dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi Sulsel.

Terlihat hadir, Anggota DPR RI Amir Uskara, Wali Kota Makassar Danny Pomanto dan sejumlah kepala daerah lainnya di Sulsel.

Nurdin Abdullah menilai, ide kegiatan ini merupakan gagasan cemerlang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam hal literasi dan terkait industri jasa keuangan dalam bentuk Expo.

Selain itu, pada kesempatan ini NA menyampaikan agar Sulsel memanfaatkan kenaikan dollar. "Di Sulsel pada tahun 1998 itu Sulsel menikmati kenaikan dollar," sebutnya.

Ia juga meminta agar perbankan juga menyentuh daerah bukan hanya ibu kota kabupaten. Sulsel yang didominasi pesisir misalnya, dapat dimanfaatkan oleh lembaga tersebut melalui program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR).

Ia melontarkan agar kedai pesisir untuk dikelola sendiri. Kedai ini bisa menghasilkan bibit rumput laut. Dimana melibatkan lembaga berkompeten. Termasuk dengan meningkatkan produktivitas. Beberapa produksi juga turun sementara permintaan naik. 

"Kita belajar dan fenomena ini tidak akan berhenti dan jumlah penduduk dunia terus bertambah. Pasti kebutuhan terus bertambah," sebutnya.

Melalui Expo ini, NA berharap menjadi terobosan untuk meningkatkan pemahaman dan mendorong bagaiamana akses kredit bagi masyarakat.

"Saya senang hari ini kita sudah bicara soal sinergi dan terus kita gaungkan karena persoalan bangsa ini adalah ego sektoral," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keungan (OJK) Regional 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) Zulmi melaporkan perkembangan industri jasa keuangan di Sulawesi Selatan.

"Hingga Agustus 2018 terus menunjukkan kinerja pertumbuhan yang baik, dengan tingkat risiko yang masih terjaga," sebutnya.

Total aset  perbankan di Sulawesi Selatan  posisi  Agustus  2018 tumbuh 8,08 persen  dengan nominal mencapai  Rp 141,55 triliun, ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 7,3 persen menjadi Rp 91,79 trilliun, dan pertumbuhan kredit 6,67 persen dengan nominal Rp 117,19 trilliun. Bahkan, pertumbuhan kredit double digit 11,11 persen berhasil dicapai oleh industri Bank Perkreditan Rakyat.

Penyaluran kredit perbankan tersebut telah menyasar pada kelompok UMKM dengan pangsa yang cukup tinggi 31,99 persen dari total kredit. Sejalan dengan itu, realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sulawesi Selatan hingga September 2018 telah mencapai Rp4,98 triliun atau 92,2 persen dari target Rp5,4 trilliun, dengan debitur berjumlah 207.861 UMKM, disertai rasio NPL yang sangat rendah hanya 0,15 persen. 

Sejalan dengan itu, kinerja intermediasi perbankan Sulawesi Selatan terjaga pada level yang tinggi, tercermin pada indikator Loan to Deposit Ratio 126,60 persen dan tingkat risiko kredit bermasalah berada di level aman 4,45 persen.

Pada industri keuangan non bank, pertumbuhan ditopang oleh piutang perusahaan pembiayaan yang mencapai Rp 12,23 triliun, pinjaman pergadaian Rp 3,3 triliun, pinjaman Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Rp 1,84 triliun, investasi Dana Pensiun Rp 930,35 miliar, dan kredit modal ventura sebesar Rp 46,2 miliar.

Pada industri pasar modal, capaian kinerja signifikan ditopang oleh pertumbuhan jumlah investor sebesar 52,68 persen menjadi 23.285 investor, disertai nilai transaksi mencapai Rp 8,30 triliun yang tumbuh 75,95 persen.

Dari kegiatan ini juga dilaporkan bahwa sinergi 1.089.589 akses keuangan di Sulawesi Selatan di tahun 2018  dengan jumlah 4.581 akses kredit UMKM Fasilitas TPAKD, 199.588 akses kredit UMKM-KUR, 22.421 akses kredit UMKM-Non KUR, 7.213 akses KPR Bersubsidi, 2.289 akses kredit ultra mikro, 105.686 akses simpanan pelajar, 81.198 akses tabungan laku pandai, 7.563 akses saham dan reksadan, 350.427 akses pembiayaan multifinance, 21.890 akses asuransi mikro, 22.656 akses tabungan dan 264.048 akses uang eletronik.

Sabtu, 20 Oktober 2018 (Srf/Na)