Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah (NA) menghadiri malam kenal pamit (pisah sambut) Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Pangkoopsau) II di Gedung S. Suryadarma Makoopsau, Sabtu (20/10) malam.

Sebelumnya, telah dilaksanakan Upacara Pengambilan Sumpah dan Serah Terima Jabatan Pangkoopsau II dari Marsda TNI Fadjar Prasetyo, kepada Marsma TNI Henri Alfiandi, di Markas Besar TNI Angkatan Udara Cilangkap, Jakarta, Jumat (19/10).

Sebelumnya, Marsma TNI Henri Alfiandi menjabat sebagai Kepala Staf Koopsau I di Jakarta dan Marsda TNI Fadjar Prasetyo beralih tugas sebagai Pangkoopsau I.

"Malam ini tentu kita hadir untuk memberikan doa pada dua pejabat kita, yang berganti, doa kita, Marsekal TNI Fajar Prasetyo bisa menempati tempat yang baru dan dan bisa mendapat promosi lagi yang lebih tinggi. Inshaallah kami doakan," kata Nurdin Abdullah.

Ia juga mewakili pemerintah dan masyarakat Sulsel mengucapkan selamat datang kepada Henri Alfiandi.

"Selamat datang kembali di Makassar Pak, tentu harapan kita mudah-mudahan, bapak bisa melaksanakan tugas di Sulsel dengan sebaik-baiknya," sebutnya.

Pada kesempatan ini, NA menyampaikan rasa terima kasihnya, karena pada saat peristiwa korban gempa dan tsunami Palu, Sigi dan Donggala dan memerlukan evakuasi dan pertolongan. TNI AU memberikan peranan dan bantuan yang begitu besar. Demikian juga dengan Fajar Prasetyo dan isteri.

"Terima kasih kepada Pak Fajar dan ibu dan telah bekerja sama yang baik. Semoga karya dan jasa yang telah bapak berikan mendapat balasan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT," ujarnya.

NA mengakui, merasakan kekompakan dari semua pihak sehingga seluruh korban bisa tertangani dengan baik. Ucapan terima kasih juga ia tujukan pada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sulawesi Selatan yang kompak dan sudah memberikan pelayanan sangat maksimal untuk para pengungsi.

Bebernya, tidak ada satupun pengungsi yang komplain karena pelayanan yang diberikan, ini karena telah terbangunnya sistem yang baik. Sehingga bisa terselesaikan dengan baik.

Demikian juga dengan peranan Danlatamal VI memfasilitasi dengan KRI Makassar dapat mengangkut hampir 15.000 pengungsi dari Sulteng bisa dievakuasi masuk ke Sulsel.

"Dan hari ini, kami cek di Asrama Haji Sudiang itu tinggal 500. saya merasa ini mungkin sudah
pada kembali di kampung halaman," ucapnya.

NA juga menyampaikan, Ia mendapat laporan dari para
bupati, bahwa saat ini, pengungsi ada di beberapa daerah dan menumpang di rumah keluarga mereka. Rumah yang mereka tinggali adalah dengan status ekonomi pas-pasan.

"Sehingga masih membutuhkan uluran tangan kita, jadi kami beserta bupati lagi mencari solusi.
Bagaimana seluruh pengungsi kita ini bisa tertangani dengan baik,
sampai kehidupan mereka pulih kembali," harapnya.

Terkait peristiwa tersebut, NA mengaku sempat panik, karena ini merupakan bencana besar.

"Semoga ini menjadi pengalaman kita semua, dan saya terus terang,   sebagai gubernur baru juga sedikit agak panik, karena bagaimana pun juga, ini adalah bencana besar dan harus kita tangani dengan baik," ungkapnya.

Selanjutnya, untuk rencana rekonstruksi di sana, Sulawesi Selatan juga masih akan terlibat. NA mengimbuhkan, para pengusaha Sulsel telah memberikan sumbangsih yang cukup banyak, saat ini telah terkumpul Rp3 miliar dari jumlah total Rp6 miliar yang akan disumbangkan.

"Mudah-mudahan ini kita bisa gunakan untuk membangun kembali rumah-rumah, saudara-saudara kita yang tertimpa becana," pungkasnya.

Sabtu, 20 Oktober 2018 (Srf/Na)