Pemerintah Provinsi Sulsel melalui Dinas  Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dp3a Dalduk KB) Sulsel mengirim tim trauma healing untuk membantu pemulihan masyarakat pasca gempa yang terjadi dikabupaten selayar beberapa waktu yang lalu.

Kepala Dp3a Dalduk KB sulsel Fitriah Zainuddin mengatakan ada 6 orang yang dikirim ke kabupaten selayar.

" Kami kirim 6 orang ke kabupaten selayar atau tepatnya di Kecamatan pasilambena yang merupakan salah satu titik terparah terjadinya gempa yang pusatnya ada di nusa tenggara timur (NTT)," ungkapnya Rabu (22/12/21).

Ia menyebutkan melalui informasi dari tim yang dikirim mengatakan mereka ke pulau pasilambena kabupaten selayar pada hari minggu lalu.

" Jadi mereka pada hari hari minggu malam menuju ke pulau Pasilambena Kabupaten Selayar yang Merupakan salah satu pulau yang terdampak gempa NTT. Mereka 6 orang dari Dp3a Dalduk KB sulsel, kemudian 4 orang dari DP3AP2KB Kabupaten Selayar,  
ada beberpa tim dari BPBD Selayar dan Wakil Bupati Selayar," sebutnya.

Fitriah juga menjelaskan tim menempuh perjalanan selama 12 jam menggunakan kapal angkutan laut.

"Setelah menempuh perjalanan selama 12 jam dengan naik Kapal Angkatan Laut (KAL) dan lanjut naik jolloro dan speed boat. Mereka tiba di Desa Kallaotoa Kecamatan Pasilembana," tuturnya.

Lebih jauh Kepala Dp3a Dalduk KB sulsel mengaku tim menyampaikan ada 70 titik pengungsian termasuk ada rumah warga.

"Mereka berjalan menyusuri beberapa rumah warga dan menyusuri tempat-tempat pengungsian, yang menurut datanya ada 70 titik pengungsian termasuk rumah warga yg aman, dan sampai kemarin kami hanya dapat melakukan trauma healing di 5 titik pada anak-anak dan memberi support pada ibu-ibu ditempat di pengungsian," katanya.

Ia menambahkan mereka untuk masuk ke daerah pegunungan agak susah karena masih terputus.

"Untuk sampai di daerah pengunungan agak susah diakses dan membutuhkan sarana kendaraan khusus yang pihak pemerintah kecamatan juga masih terbatas untuk mengangkut bantuan,"tambahnya.

"Mereka semua berharap semoga, tidak ada lagi getaran-getaran gempa yang membuat masyarakat trauma terutama perempuan dan anak-anak," pungkasnya.

Rabu, 22 Desember 2021 (Diskominfo)