Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah, berkunjung ke Balai Kota Makassar di Jalan Ahmad Yani, Makassar, Senin (17/9). Kunjungan pertama kali sebagai gubernur dalam rangka silaturahmi dan memberikan arahan. 

Saat tiba, Wali Kota Makassar Muhammad "Danny" Pomanto langsung menjamu makan siang Nurdin Abdullah (NA), kemudian mengantar ke Ruang Pola Sipakkalebbi. Di sini Danny memaparkan rencana program dan capaian Pemerintah Kota Makassar, seperti Festival F8.

"Saya di beberapa kesempatan sama Pak Wali Kota minta audiensi,  saya coba balik, gubernur yang datang ke kantor wali kota, kita ubah kebiasaan," sebut Prof Nurdin.

Ia menekankan, Pemerintah Provinsi Sulsel dengan Pemerintah Kabupaten-Kota harus bersinergi. Pelaksanaan program harus dilakukan dengan cepat. Katanya,  Makassar adalah barometer pembangunan di Sulsel dan Kawasan Timur Indonesia. 

"Makassar barometer Sulsel dan kawasan Timur Indonesia. Pak wali ini loncatan berpikirnya begitu jauh, kegiatan F8 ini bukan menggemparkan Indonesia tetapi dunia," ujarnya. 

Inovasi program yang dilakukan oleh kabupaten-kota tidak berhenti. "Inovasi yang tidak boleh berhenti,  Danny juga mampu memotivasi timnya," sebutnya. 

Pada kesempatan ini, Prof Nurdin menyampaikan beberapa persoalan. Misalnya terkait rencana pembangunan dermaga penyeberangan Kayu Bangkoa, kebersihan laut dan sungai, serta persoalan kemacetan.

"Soal parkir, jadi gedung yang tidak punya parkir jangan diperpanjang.  Tetapi ada upaya menghadirkan tempat parkir dan saya dapat banyak kritikan dari masyarakat," ujarnya. 

Sementara, sungai dan kanal yang ada, bagaimana bisa dimanfaatkan dengan baik. Termasuk menjadi objek wisata. 

"Kita jadikan sebagai Amsterdam kedua," harapnya. 

Danny Pomanto mengatakan, suatu kehormatan bagi ASN lingkup Pemkot Makassar mendapat arahan dari Gubernur Nurdin Abdullah. 

"Ibarat lagi dahaga kita dikasih air minum kesejukan oleh gubernur.  Kita percaya Pak Gubernur akan menjadi orkestrasi Sulsel dengan segala potensinya. Makassar siap dikasih alat musik paling besar pun siap," pungkasnya. 

Selanjutnya,  Danny mengajak Prof Nurdin untuk meninjau War Room. Ruangan ini terkoneksi dengan 300 CCTV dalam kota selama 24 jam. Ke depan ditargetkan akan ada 3.000 kamera terpasang. 

Fitur yang dimiliki dapat difungsikan untuk mengontrol keamanan kota dengan kemampuan perbesaran gambar hingga 4 Km, sekaligus pelayanan publik dan program strategis Pemkot Makassar. 

Senin, 17 September 2018 (Srf/Na)