Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengaku akan memaksimalakan dan mengembalikan kejayaan udang sitto (windu) di Sulawesi Selatan.

Baginya, Ia akan memaksimalkan potensi yang mendorong peningkatan devisa. 

"Kita akan cari komoditi yang lebih bisa, yang pasti sektor pertanian akan lebih kita dorong untuk meningkatkan devisa kita," kata Nurdin di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (13/9).

Bagi Nurdin yang paling penting harus dipahami adalah, Sulawesi Selatan bukan daerah pertambangan.

"Maka orientasi kita di sektor pertanuan, kedua udang sitto, kita kembalikan kejayaan udang sitto," sebutnya.

Di Sulsel udang ini pernah berjaya, namun berbagai tantangan dan kendala dihadapi. Seperti kualitas indukan dan virus. 

Sedikit mengenang masa lalu, data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan, di tahun 1970 udang windu di Sulsel mulai dikembangkan secara massal, seiring ditemukannya pembenihan buatan. selanjutnya perkembanganya sangat pesat. Lahan budidaya sudah mencapai 98.000 Ha.

Tahun 2000 menjadi tahun emas dan puncak kejayaan budidaya udang windu. Angka eskpor merupakan yang tertinggi yaitu 8.885,5 ton atau setara dengan 102,76 juta dollar. Saat itu, Sulawesi Selatan menguasai 14,8 persen produksi nasional.

Hal ini menimbulkan efek ganda. Produksi udang windu meningkat dan kesejahteraan masayrakat pun meningkat.

Kamis, 13 September 2018 (Srf/Na)