Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo melakukan peninjauan pembangunan proyek Elevated Road Segmen 1 (MYM) di KM 48 Jalan Poros Maros - Bone, Kabupaten Maros, Kamis (8/3/2018).
Syahrul langsung meninjau ke beberapa titik lokasi bangunan, terutama yang masih dikerjakan dan yang menemui sedikit kendala. Jalan layang ini sendiri bertujuan untuk mengurangi kondisi tanjakan dan tikungan ekstrim serta kondisi jalan yang sempit di ruas jalan yang sering dilalui kendaraan, baik alat berat atau ringan.
Proyek ini dikerjakan dengan nilai kontrak Rp 167.682.102.359 dengan menggunakan sumber dana dari APBN Tahun 2015-2017 dan masa pelaksanaan pengerjaan 766 hari dan masa pemeliharaan 1.095 hari.
Dengan target penanganan sepanjang 1,48 Kilometer dan pembangunan Elevated Road dengan panjang 316 meter.
Syshrul berharap pada arus mudik Lebaran Idul Fitri mendatang, jalan layang ini sudah dapat dilalui, walaupun dalam artian belum sepenuhnya.
"Minimal bisa dipakai, dalam pengertian tidak sepenuhnya. Yang kesana sedang diperlebar ke depan, tinggal beberapa ruas. Saya kira Juni sudah selesai," kata Syahrul.
Walaupun, elevated ini memang sepenuhnya belum jadi. Tetapi ini membuktikan keseriusan pemerintah, baik yang ada di pusat, kabupaten-kota dan provinsi begitu pun pekerja PU yang serius yang memiliki integritas yang kuat bersama menyelesaikan proyek.
Pada kesempatan ini, Syahrul juga menyebutkan, bahwa telah disepekati untuk pembangunan jalan layang ini tidak lagi dikerjakan ke arah atas hutan, gunung dan bukit yang dilindungi, tetapi membangun terowongan dengan tujuan agar tidak merusak kawasan hutan yang masuk dalam Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (TNBB).
"Kita sepakat untuk membangun terowongan seperti mina tunel, semacam terowongan, diujung elevatad kendaraan akan masuk di terowongan," kata Syahrul.
Tunel itu akan memiliki panjang 1,3 kilometer yang diharapkan akan meyelamatkan hutan diatasnya. Serta untuk menghindari jatuhnya korban, dan menjaga rakyat tidak terpancing naik keatas hutan, bukit atau gunung di tempat tersebut.
Dengan pembangunan terowongan ini, akan merubah sedikit anggaran, namun dengan tujuan untuk penyelamatan jangka panjang hutan lindung yang ada di jalan layang yang terletak di Kecamatan Camba ini.
"Saya akan coba berjuang bersama teman-teman dari Dinas Pekerjaan Umum untuk memcoba merubah sedikit anggran kita agar tunel itu ada dan penyelamatan jangka panjang bisa dilakukan," ucap Syahrul.
Ia mengatakan akan terdapat tambahan biaya, namun tidak besar. Jika dihitung secara teknis memang akan ada perubahan biaya. Untuk alat akan menggunakan sebagian alat pembuatan tunel yang digunakan di Jakarta.
Ia menambahkan dana yang digunakan bersumber dari APBN, alokasi anggaran masih cukup, tinggal penambahan sedikit dana.
Gubernur dua periode ini juga akan perkembangan proyek jembatan layang terpanjang di luar pulau Jawa ini serta sejumlah proyek starategis lainnya di Sulsel.
Tunel ini diharapkan akan menjadi kebanggaan masyarakat Sulsel, serta sebagai komitmen untuk melakukan pembenahan di Sulsel bahwa poros tengah ekonomi Sulsel, mulai dari Makassar ke Bone bahkan Sulawesi Tenggara juga menjadi perhatian.
Pembangunan ini adalah bentuk pendekatan baru pemerintah Sulsel di era yang dibutuhkan saat ini. Bahwa sebuah pembangunan bukan hanya mementingkan estetika semata tetapi juga penyelamatan lingkungan.
Gubernur juga mengecek sarana dan prasarana penunjang lainnya seperti, fasilitas lampu dan kelistrikan. Dimana untuk lampu-lampu menggunakan penerangan dengan tenaga surya (solar cell), dan pemasangannya untuk bulan ini rencananya sudah selesai.
Kamis, 8 Maret 2018 (Srf/Er)