Makassar, sulselprov.go.id - UPT RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan kembali memperlihatkan komitmen nyata dalam pelayanan kesehatan yang cepat, tepat, dan berpihak kepada masyarakat rentan melalui inovasi SATSET’MA (Sadar Tolak Stunting di Wilayah Mamminasata).
Keberhasilan terbaru ditunjukkan dengan terbitnya Kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi pasien anak berinisial NYF, seorang balita berusia 2 tahun 9 bulan yang mengalami stunting. Proses administrasi kepesertaan JKN yang biasanya memakan waktu panjang berhasil diselesaikan hanya dalam 3x24 jam.
NYF merupakan anak keempat dari pasangan Ibu S (31), seorang ibu rumah tangga, dan Bapak H (30), buruh harian lepas, yang berdomisili di Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Keluarga ini sebelumnya menghadapi kendala administratif dalam kepesertaan JKN, sehingga akses layanan kesehatan bagi balita mereka sempat terhambat.
Melalui pendekatan proaktif dan kolaborasi lintas sektor, tim SATSET’MA berhasil memfasilitasi percepatan administrasi sehingga NYF kini tercatat sebagai peserta aktif JKN dan dapat segera memperoleh penanganan medis lanjutan di fasilitas kesehatan terdekat.
Direktur UPT RSUD Haji Makassar, Dr. dr. Evi Mustikawati Arifin, Sp.KK., M.Kes, menegaskan pentingnya inovasi ini.
“Inovasi SATSET’MA lahir dari kebutuhan mendesak untuk menjawab tantangan stunting di wilayah Mamminasata, khususnya dalam mengatasi hambatan administratif yang dihadapi keluarga tidak mampu. Kami ingin memastikan bahwa semua anak mendapatkan hak dasarnya atas layanan kesehatan,” ujarnya, Rabu, 17 September 2025.
Adapun, Ketua Tim Inovator, drg. Burhanuddin, M.Kes, turut menambahkan bahwa SATSET’MA merupakan program unggulan yang telah mendapat penghargaan Top Inovasi Replikasi Terbaik se-Indonesia dari KemenpanRB pada 2024.
"Inovasi SATSET’MA adalah layanan yang bertujuan mempercepat penanganan kasus stunting melalui percepatan kepesertaan JKN dan dokumen kependudukan bagi keluarga miskin dan rentan. Program ini menitikberatkan pada solusi cepat administrasi, akses faskes terdekat, serta edukasi keluarga sebagai garda depan pencegahan stunting menuju Indonesia Emas 2045,” jelasnya. (*)