Sulawesi Selatan dengan segala kearifan lokal yang dimiliki dan sumber daya manusianya menjadikannya sebagai salah satu provinsi yang patut untuk dipertimbangkan di kancah Nasional, dengan ragam adat istiadat, budaya dan seni yang dimiliki masing-masing daerah yang ada di Sulsel.

Kesenian Sulawesi Selatan dikenal sebagai kebudayaan tinggi dalam konteks kekinian. Karena pada dasarnya seni tidak hanya menyentuh beberapa aspek kehidupan tetapi lebih dari itu dia mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap lingkungan sekitar dan psikologis. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran dan sejauh mana masyarakat mampu mengapresiasi dan menginterpretasikan hasil seni dan budaya yang ada.

Berbicara mengenai kebudayaan Sulawesi Selatan berarti mengenal adat kebudayaan yang ada di seluruh daerah Sulawesi Selatan.

Di Sulsel terdapat banyak etnis dan suku tapi yang paling mayoritas adalah Suku Makassar, Bugis dan Toraja. Demikian juga dalam pemakaian bahasa sehari-hari, ketiga etnis tersebut lebih dominan. Bahkan Kebudayaan yang paling terkenal hingga keluar negeri ialah Budaya dan adat Tana Toraja yang khas dan menarik.

Selain itu, untuk rumah adat di Sulsel yang berasal dari ketiga daerah Makassar, Bugis dan Tana Toraja memiliki arsitektur yang hampir sama bentuknya. Rumah-rumah tersebut dibangun di atas tiang-tiang sehingga rumah adat yang ada memiliki kolong dibawahnya.

Ada juga kesenian daerah lainnya yang sering dipentaskan pada acara tertentu, yakni Tari Pakarena dan Tari Empat Etnis yang menunjukkan keberagaman etnis budaya Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar di Sulawesi Selatan yang merupakan Tari Tradisional.

Sebagai bentuk dukungan atas nilai kebudayaan dan kesenian yang dimiliki Sulawesi Selatan, Kota Makassar sebagai ibu Kota Provinsi mencanangkan tanggal 1 April 2019 lalu, sebagai Hari Kebudayaan Kota Makassar dengan menampilkan sejumlah Kesenian dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan pada umumnya dengan melibatkan masyarakat secara langsung melalui berbagai kegiatan, dengan harapan menumbuhkan minat dan apresiasi masyarakat terhadapt Seni dan Budaya Lokal melalui salah satu kalender Tahunan tersebut.

(Syarifuddin)