Kebijakan Pemerintah saat ini difokuskan pada Program peningkatan sarana dan prasarana fisik, seperti pembangunan tol laut, berupa pembangunan pelabuhan laut, proyek jalan, kereta api, pembangunan bandara, irigasi proyek listerik 35.000 mega watt.
Hal ini tentu membutuhkan dukungan yang kuat dari sektor konstruksi, meliputi ketersediaan sumber daya manusia disamping teknologi. Demikian dikatakan Sekretaris Dinas Tanaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Edison, SE., MM, pada acara Musyawarah Daerah (Musda) III Assosiasi Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan 2016 di Hotel Clarion Makassar, Jumat (23 September 2016).
Lanjut dikatakan, Musda III ATAKI ini diharapkan tidak saja menjadi ajang pemeliharaan kepengurusan, tetapi juga diharapkan mampu melahirkan program-program yang handal di bidang konstruksi misalnya : Program penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi konstruksi, program penyiapan sumber daya manusia di bidang konstruksi, dan penyelenggaraan kegiatan konstruksi yang aman dan sehat melalui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi.
"Hal ini penting, sebab International Labour Organitation (ILO) dalam rilisnya menyebutkan jumlah kecelakaan kerja di sektor ini mencapai 23% dari total kecelakaan kerja yang terjadi," terangnya.
Untuk itu, ia berharap ATAKI Sulsel dapat berperan aktif dalam mendorong penerapan SMK3 Konstruksi ini sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jumat, 23 September 2016 ( An/Rst)