Gubernur Sulawesi Selatan menerima rombongan tim produksi pertunjukan teater Pinisi for World Heritage di Ruang Kerja Kantor Gubernur, Rabu (26/9).

Mereka yang datang merupakan pimpinan produksi, para penata dan juga pemain. Tim ini sebagian besar anggota dari Sinergi Teater dan Yayasan Kesenian Batara Gowa.Pertunjukan teater ini ditujukan untuk mempersiapkan kapal pinisi sebagai warisan budaya dunia.

Sebagai mana diketahui sebelumnya, Organisasi Pendidikan,  Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) memasukan pinisi sebagai salah satu nominasi warisan budaya dunia tak benda.

Apabila memenuhi syarat maka gelar itu akan disematkan pada bulan Oktober mendatang di kantor pusat UNESCO, Paris, Perancis.

"Dari sisi produksi ini sebenarnya mempersiapkan pinisi untuk ditetapkan sebagai world heritage (budaya warisan dunia), kami mencoba mengambil episode dari Kitab I La Galigo," kata Suprapto Budi Santo selaku pimpinan produksi.

Salah satu adegan yang akan ditampilkan adalah ketika pohon besar Walenrang dipotong untuk menjadi perahu menyeberang ke negeri Cina.

Tim ini juga bahkan mengajak Gubernur Sulsel untuk mengambil peran atau salah satu karakter dalam pementasan ini sebagai tokoh Batara Guru.

"Memang kami meminta beliau,  karena ada teks yang bisa disampaikan oleh beliau dan itu cocok,  pesannya akan mudah sampai, adegannya orasi melepas perahu pinisi berlayar," sebut Suprapto.

Yudistira selaku  sutradara mengatakan produksi teater ini juga akan melibatkan teknologi multimedia,  latihan pun sudah dilakukan setiap hari.

"Kami latihan setiap hari, untuk jadwal pementasan kami tunggu petunjuk Bapak Gubernur, namun dalam waktu dekat ini akan mencoba beberapa segmen di hari HUT TNI 5 Oktober mendatang," beber Yudistira.

Sementara itu SYL menyambut rencana pertunjukan pementasan ini.

"Pada prinsipnya kami saya mendukung,  tetapi jangan lama cukup 20 menit saja. Untuk uji coba,  kita bisa tampilkan di HUT TNI di malam ramah tamah nanti," sebutnya.

Terkait peran yang ditawarkan, SYL mengaku masih akan memikirkan hak tersebut.

"Aduh saya pikir-pikir dulu, saya tidak mau orang berpikir ini dibuat untuk saya.  Yang ada dipikiran saya mendorong ini pertunjukan berhasil. Kita ingin ini tampil bagus,  seperti pertunjukan I La Galigo dulu," ujarnya.

Menurutnya pesan yang sebaiknya ditampilkan dalam pementasan ini adalah orang Sulsel sebagai orang yang pemberani.

"Orang Sulsel itu tahu menghadapi tantangan. Kita kadang berani mengundang resiko. Dan kalau pun itu datang, itu bisa dilihat dari ketulusan kita menghadapinya," pungkas SYL

Rabu, 27 September 2017 (Ak/Na)