Wakil Presiden RI, HM. Jusuf Kalla (JK) didampingi Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo mengunjungi lokasi Makassar New Port (MNP) di Jl. Sultan Abdullah Raya, Kaluku Bodoa, Tallo Makassar, Jum'at (26/1/2018).

Kunjungan ini dilakukan setelah JK dan Syahrul berkunjung ke kantor PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV Makassar di Jalan Nusantara, Kecamatan Wajo,  Makassar.

JK sangat antusias atas progress pembangunan MNP ini. Proyek ini merupakan salah satu proyek strategis nasional

"Kelihatan bagus progressnya, kita ingin ini dipercepat," kata Jusuf Kalla.

Dia berharap agar pembangunan salah satu mega proyek di Sulawesi Selatan ini bisa diselesaikan sesuai yang direncanakan sehingga tahun depan dapat dioperasikan secara optimal.

MNP sendiri untuk realisasi hingga 24 Januari 2016 total konstruksi fisik atau realisasi agregat dari proyek MNP Tahap I telah mencapai 59,65%.

"Sudah 59 persen," ujar Direktur Utama PT Pelindo IV, Doso Agung.

Doso menambahkan, progress ini terdiri dari progres di Tahap I A yang pembangunannya dimulai pada 3 Juni 2015 telah mencapai 60,20%.

"Sedangkan Tahap I B yang pembangunannya dimulai pada 5 September 2016 sudah mencapai 63,69% dan Tahap l C yang mulai dibangun pada 30 September 2016 progressnya telah mencapai 39,62%," urai Doso Agung.

Sementara itu, Direktur Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan Pelindo IV, Farid Padang menambahkan bahwa pihaknya optimistis pembangunan MNP akan rampung sesuai target yang telah dipatok.

Dia menyebutkan, saat ini untuk paket A sedang dilakukan reklamasi untuk dermaga, fabrikasi tulangan struktur secant pile dan bore pile dermaga dan pekerjaan secant pile dan bore pile.

Di paket B, pekerjaan yang dilakukan yaitu reklamasi area container yard, pekerjaan soil replacement area causeway, pekerjaan revetment dan pengecoran saluran precast.

Sedangkan di paket C sedang dilakukan produksi core 1-5 kg, produksi underlayer 5-10 kg, pemasangan core breakwater (1-5 kg) dan pemasangan toe protection breakwater (100 – 160 kg).

"Pembangunan MNP terbagi dalam beberapa tahapan utama, di mana untuk Tahap I terdiri dari tiga paket pengerjaan yakni paket A, B dan C," urainya.
 
Secara terperinci, ia menjelaskan, pengerjaan paket A meliputi pembangunan akses jalan, dermaga dan lapangan penumpukan petikemas yang akan memiliki kapasitas terpasang mencapai 1,5 juta twenty-foot equivalent unit (TEUs).
 
Sementara itu, kegiatan untuk paket B mencakup reklamasi seluas kurang lebih 13 hektare, causeway kurang lebih 1.276 meter, lapangan peti kemas sekitar lebih 16 hektare dan pengerukan kolam pelabuhan 16,0 mean low water springs (mLWS).
 
Sedangkan kegiatan untuk paket C berupa pembangunan breakwater sepanjang 1.310 meter.
 
Adapun, kebutuhan investasi setiap paket untuk Tahap I ini yakni, paket A menyerap anggaran sebesar Rp326 miliar, paket B sebesar Rp1,06 triliun dan untuk paket C mencapai Rp228 miliar.

Hingga Desember 2017, penyerapan anggarannya sudah mencapai 40% atau Rp 600 miliar.

“Penyerapan anggaran itu, saat realisasi pembangunan fisik MNP mencapai 55,96%,” sebutnya.
 
Dia menuturkan, dalam menyelesaikan MNP Tahap I, cukup banyak kendala yang ditemui pihaknya. Di antaranya masalah penemuan 9 ranjau bom yang cukup menjadi kendala besar pada beberapa waktu lalu dan pengurusan izin yang dilakukan secara simultan.

Pembangunan MNP Tahap I sempat terhenti. Namun, bersama Angkatan Laut, ranjau tersebut berhasil dijinakkan dan pembangunan kembali dilanjutkan melanjukan.

Selain merampungkan Tahap I A, pihaknya kini juga tengah melakukan persiapan untuk pembangunan dermaga sepanjang 670 meter untuk Tahap I B dan C.

“Sehingga, ketika Tahap I A nanti rampung, kami bisa langsung mengerjakan yang Tahap I B dan C,” ujarnya.

Pihaknya juga sedang melakukan penambahan akses sepanjang 600 meter dengan lebar 60 meter yang menyerap anggaran sebesar Rp30 miliar. Kemudian akan dilanjutkan dengan menggunakan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebesar Rp 270 miliar, dengan panjang jalan 2.650 meter dan lebar 30 meter.

“Jumlah anggaran dan panjang akses jalan yang dibangun oleh PT Pelindo IV memang beda dengan yang dilakukan oleh PUPR. Karena, ada jalan layang atau fly over yang masuk ke tol sistem, yang dibangun oleh PUPR,” pungkasnya.

Jumat, 26 Januari 2018 (Srf/Er)