Pengawasan cukai hasil tembakau di Sulawesi Selatan semakin dimaksimalkan. Koordinasi lanjutan pun dilakukan Bea Cukai Sulbagsel dengan Pemprov Sulsel.
Industri rokok di Sulawesi masih bermain di skala industri rumahan. Meskipun demikian, penerimaan cukai dari industri tembakau di wilayah pengawasan Bea Cukai Parepare telah menembus angka Rp20 miliar di tahun 2018 lalu.
Hal ini mengemuka saat Kepala Kanwil Bea Cukai Sulbagsel, Padmoyo Tri Murti didampingi Kepala Bidang Kepatuhan Internal Kanwil Sulbangsel, Syamsul Bahri menemui Gubernur Sulsel di Baruga Lounge Kantor Gubernur, Jumat (15/2/2019).
Dalam kunjungan tersebut, Padmoyo dan Gubernur mendiskusikan peluang mengembangkan industri rokok di Sulawesi Selatan. Selain untuk membuka lapangan kerja, kehadiran industri ini akan menyumbang penerimaan daerah dan menekan angka peredaran rokok ilegal.
Pengawasan cukai hasil tembakau Sulsel semakin dimaksimalkan. Koordinasi lanjutan pun dilakukan Bea Cukai Sulbagsel dengan dengan Pemprov Sulsel.
Gubernur, HM Nurdin Abdullah menerima hangat kunjungan ini.
"Jadi kami memohon bantuan kepada beliau untuk bisa berkoordinasi lebih intesif dalam hal pengembangan industri hasil tembakau rokok," kata Padmoyo.
Dalam pertemuan ini juga dibahas terkait produksi tembakau di Cabenge, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Di tempat ini beberapa perusahaan rokok umumnya sekadar produksi ico timpo (tembakau dalam tabung bambu). Dalam bahasa bugis, ico berarti tembakau. Juga dibahas, termasuk upaya peningkatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Soppeng dan Parepare.
"Terutama di Soppeng serta Parepare ini perlu kita tingkatkan industri ini," jelasnya.
Upaya menekan perdagangan ilegal rokok yang cukup tinggi di Sulsel juga menjadi pembahasan. Padmoyo menjelaskan, rokok ilegal ini datang dari Pulau Jawa dan menjadikan Sulsel sebagai pasarnya, padahal Sulsel punya industrinya.
Dengan difasilitasi oleh Gubernur, rencananya sejumlah Walikota dan Bupati akan hadir dalam kegiatan Parepare Fair guna melakukan koordinasi, yang bertepatan dengan Hari Jadi Kota Parepare 18 Februari mendatang.
"Mudah-mudahan gayung bersambut, nanti kita bikin cluster industri di sana dan dia lebih patuh, perizinan lebih mudah, dan ini potensi cukainya kembali ke daerah," jelasnya.
Dari kunjungan ini dijadwalkan Nurdin akan menghadiri dan membuka secara langsung kegiatan tersebut di sela-sela kunjunganya pada HUT Parepare dan Sidrap.
"Saya akan fasilitasi pertemuan ini dengan kepala daerah," janji Nurdin Abdullah.
Selain itu, Nurdin juga mengaku mendukung pengembangan Cabenge, karena daerah ini terkenal sebagai penghasil ico (tembakau).
"Cabbenge terkenal sebagai penghasil tembakau," ungkapnya.
Ikut hadir diakhir pertemuan Wali Kota Palopo, Judas Amir. Palopo sendiri digadang-gadang memanfaatkan pelabuhannya sebagai pelabuhan ekspor. Sehingga daerah dari utara tidak lagi ke Makassar.
"Bandara Bua sesuai perintah Presiden akan dijadikan hub untuk timur (Indonesia). Tidak menutup kemungkinan menjadi bandara internasional. Karena Palopo ini kota jasa," pungkas Nurdin.
Jumat, 15 Februari 2019 (Srf/Na)