Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Soni Sumarsono bersama Ketua DPRD Sulawesi Selatan, HM Roem dan Kapolda Sulsel, Irjen Pol. Umar Septono menghadiri acara Waisak Bersama 2562 BE (Buddhist Era)/2018 Masehi Umat Buddha se-Sulawesi-Selatan dan Barat (Sulselbar) di Hotel Clarion Makassar, Minggu (15/7/2018).
Acara ini diisi kegiatan puja bakti, hikmah waisak, tarian daerah, pembacaan Dhammapada dengan tema "Berpikir, berucap, bertindak baik, memperkokoh keutuhan bangsa".
Soni Sumarsono dalam sambutannya mengatakan bahwa tolenransi yang luar biasa dan nyata telah ditunjukkan oleh Umat Buddha di daerah ini (Sulselbar).
Disampaikannya, semua agama memberikan nilai-nilai yang baik pada pengikutnya. Sebagai Gubernur Sulsel, Ia mengajak umat Buddha untuk membangun persatuan dan kesatuan dalam perbedaan. Perbedaan tersebut disebutkannya adalah hal yang diakui negara.
Dari pelaksanaan Waisak ini, Ia mengaku mempelajari banyak hal dalam waktu singkat. Diantaranya terkait pembacaan ayat suci ada kalimat yang dapat direnungkan, misalnya pikiran seseorang mudah goyah dan sulit dikendalikan. Diperlukan kebijaksanaan atau orang bijak untuk meluruskan, termasuk hal ini dibutuhkan oleh seorang pemimpin.
"Saya juga belajar ada yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Saya belajar tentang pengendalian diri dan ketenangan batin," sebutnya.
Selain itu, Ia berterima kasih karena umat Buddha di daerah ini juga telah turut hadir menciptakan Pilkada damai di Sulsel, serta keaktifan mereka dalam membangun Sulsel.
"Saya juga berterima kasih atas peran saudara dalam membangun Sulsel, serta aktif terlibat dalam mendukung FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) di Sulsel," paparnya.
Sumarsono menyebutkan, Pemerintah Sulsel juga memiliki bantuan dana untuk kegiatan keagamaan di Sulsel, namun dari pengurus organisasi keagamaan atau umat Budda Sulsel sendiri justru tidak mengajukan, untuk itu Sumarsono meminta mereka mengajukan proposal kegiatan karena terdapat dana untuk hal tersebut.
"Pemerintah memberikan dukungan dan itu menjadi proses pembangunan bangsa dan membangun kehidupan beragama," ujarnya.
Untuk tingkat Sulselbar, Makassar tahun ini sebagai tuan rumah, perayaan ini untuk menumbuh kembangkan semangat kerjasama masyarakat yang ada di Sulselbar.
"Panitia telah melakukan kegiatan sosial keagaaman. Seluruh rangkaian tidak akan terselenggaran tanpa dukungan semua pihak," kata Miguel Dharmajie selaku Ketua Panitia.
Kegiatan ini rutin terselenggara setiap tahunnya melibatkan sebelas organisasi Buddha se-Suselbar.
Diantaranya Sangha Theravada Indonesia, Magabudhi, Wandani, Patria, Vihara Sasanadipa Makassar, Vihara Jinaraja Makassar, Keluarga Buddhis Brahmavihara (KBBV) makassar, Vihara Dharma Palakka Watampone, Vihara Bukit Naga, Vihara Buddha Dharma Parepare, Pemuda Buddhis Buddha Sasana (PBBS) Xianma.
Dalam acara Waisak bersama tahun ini giliran kota Makassar menjadi tuan rumah.
Setelah sebelumnya waisak bersama ini dikabupaten Bone untuk kali ini kota Makassar mendapat giliran menjadi tuan rumah. Waisak bersama dihadiri kurang lebih 1000 orang.
Di acara Waisak Bersama yang digelar setengah hari tersebut ada beberapa agenda. Selain kegiatan utama Waisak yakni puja bhakti dan hikmah waisak. Sedang pagelaran hiburan terdapat dance K Pop oleh anak-anak sekolah minggu buddhis, perkusi, pembacaan dhammapada, nyanyi duet, dan siluet bercerita perjalanan hidup Budha Sidharta Gautama.
Minggu, 15 Juli 2018 (Srf/Er)